"Selamat datang tim Delta!" Sambut Thomas pada tim Delta yang baru sampai di markas sambil menyeret koper mereka.
"Kami sudah membagi kamar untuk kalian, kalian bisa cari nama kalian di pintu masuk, letak kamar berada di bagian barat gedung ini."
Ica dan yang lain kembali menyeret koper mereka mencari kamar masing-masing.
Markas ini lumayan besar, dari luar mungkin hanya terlihat seperti rumah biasa namun berbeda dengan markas di dalamnya.
Ica membuka pintu kamar dengan mengangkat ID Cardnya ke hadapan sensor infra merah di samping pintu. Sudah ada Emma di sana.
Ica melihat kamarnya seperti sebuah kamar hotel mewah. Terdiri dari dua single bed yang terlihat sangat nyaman dan beberapa perabotan lain.
"Semoga betah ya Ca." Ucap Emma ramah. Ica mengangguk dan tersenyum.
"Kamu taruh kopermu di walk in closet aja dulu, dalam lemari yang kosong, karena sebentar lagi kita akan ada rapat."
Ica mengikuti ucapan Emma, masuk ke walk in closet lalu membuka salah satu lemari yang belum terisi dan memasukan kopernya ke sana.
"Kita sengaja diberi fasilitas yang bagus, setimpal dengan pekerjaan kita yang cukup berbahaya, jadi tetaplah hidup Ca kalau mau menikmati fasilitas markas dalam waktu lama."
Ica terkekeh begitupula Emma.
"Tapi soal tetap hidup, aku serius, taruhannya adalah nyawa jadi aku harap kita tetap bersama dalam waktu yang lama."
Ica tersenyum kecil, "begitupula denganmu Emma."
Emma mengangguk dan tersenyum.
Selama ini Ica mendengar cerita orangtuanya yang sering berhadapan dengan adegan-adegan yang mempertaruhkan nyawa, bahkan sang Mama bercerita pernah sampai hampir meregang nyawa, namun kali ini Ica akan mengalaminya sendiri dan mungkin lebih berbahaya.
Thomas mengumpulkan seluruh tim Alpha dan Delta di ruang rapat. Untuk melaksanakan misi perdana tim Delta.
"Rapat singkat, misi perdana untuk tim Delta, malam ini di sebuah klub malam akan diadakan transaksi ilegal, tugas kalian untuk menangkap mereka serta mencari info mengenai siapa bos mereka."
"Kalian bisa mengatur rencana yang akan kalian gunakan serta memanfaatkan perlengkapan yang bisa membantu, tim Alpha akan memantau kalian dari jauh, misi ini sebagai pemanasan sebelum mendapat misi yang lebih besar."
Thomas berpamitan meninggalkan ruang rapat. Ica berdiri dari tempat duduknya dan menatap timnya, "ayo atur rencana."
"Kalian harus mengatur rencana yang benar-benar matang." Ucap Landon.
Ica mengangguk. "Aku punya rencana."
.
.Tim Delta berkumpul di sebuah ruangan kosong di markas. Mengatur rencana mereka.
"Lo yakin master?"
"Ini beresiko Ca!"
Ica menatap Ico dan Windy bergantian, "hey pekerjaan kita kan memang beresiko, lagipula kita tim harusnya saling menjaga, gue percaya sama kalian makanya gue memikirkan rencana ini!"
"Ica benar Co," sela Daffa, "gue juga khawatir tapi kita bisa menjaga Ica dari jauh."
Ico mengangguk terpaksa.
"Gue yang bakal memancing tersangka, berusaha mengorek informasi darinya, gue bakal kirim sinyal kalau keadaan gue terdesak, kalian paham kan?"
Tim Delta mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance