Pagi ini Ica dan yang lain bingung karena beberapa siswi tidak masuk secara bersamaan. Dan yang lebih membuat mereka bingung adalah, siswi yang tidak masuk hanya yang berasal dari desa yang mereka datangi ini dengan alasan yang sama yaitu sakit.
"Benar mereka sakit?" Tanya Ica pada salah satu siswa untuk memastikan.
"Benar kak." Jawab siswa itu.
"Sakitnya kompak banget ya?" Gumam Windy di samping Ica.
Meski begitu, pelajaran tetap dimulai seperti biasa.
Jam pulang sekolah, tim Delta baru beranjak setelah semua siswa tidak lagi berada di area sekolah.
"Kayaknya dokter Anwar lagi dapet banyak pasien hari ini." Ujar Daffi menatap rumah praktek Dokter yang sengaja mereka lewati. Tim Delta mengikuti arah tatapan Daffi dan memang benar, beberapa ibu bersama putri mereka sedang mengobrol di depan rumah seperti sedang menunggu giliran periksa.
"Aneh ya." Gumam Ica namun masih terdengar yang lain.
"Kenapa Ca?" Tanya Ken.
"Kalau memang lagi musim sakit di sini, kenapa yang sakit hanya anak perempuan?"
"Ini memang pernah terjadi."
Tim Delta segera menoleh bersamaan ke arah suara yang baru saja muncul.
"Galih?"
Galih berjalan mendekati tim Delta, "bulan kemarin di tanggal yang sama, beberapa putri desa ini terserang sakit yang sama."
"Bagaimana bisa?" Tanya Windy.
"Kami juga belum tahu secara pasti penyebabnya, banyak yang mengatakan ini adalah ulah dari hantu wanita di hutan itu karena tidak lama setelahnya ada anak perempuan yang hilang."
"Kakaknya Rino?"
Galih mengangguk menatap Daffa, "kakaknya Rino menghilang dalam keadaan masih sakit. Awalnya kami tidak tahu ke mana gadis itu pergi, namun salah satu warga menemukan boneka kesayangan kakaknya Rino tak jauh dari tepi hutan."
Ica berpindah berdiri dihadapan Galih, "apa hanya kakaknya Rino yang hilang malam itu?"
Galih terdiam menatap ke arah lain.
"Katakan." Lanjut Ica, "aku tahu tidak semua kamu ceritakan kemarin."
"Mari bicara di rumah inap kalian saja." Galih berbalik dan berjalan pergi. Tim Deltapun mengikuti Galih.
"Maaf," ucap Galih setelah duduk di ruang tamu, "aku hanya tidak ingin ada warga yang mendengar karena hal ini sudah menjadi tabu untuk diungkap kembali."
Ica mengangguk mengerti, "jadi di sini kamu mau cerita? Aku harap kali ini tidak ada lagi yang disembunyikan."
Galih menghembuskan nafasnya sejenak lalu menatap tim Delta bergantian, "sebenarnya masih ada dua anak perempuan lain yang hilang di hari yang berbeda. Awalnya aku ingin hal ini dilaporkan pada pihak berwajib untuk diselidiki namun Ayahku, kepala Desa ini, tidak mengizinkan. Aku tidak tahu pasti alasan beliau untuk tidak menyelidiki, jika aku bertanya pasti beliau selalu menghindar."
"Jadi sebenarnya kamu percaya atau tidak mengenai cerita hantu itu?" Tanya Daffi.
"Sejujurnya aku ragu, aku juga sebenarnya tidak diizinkan menceritakan hal ini pada orang luar namun aku merasa kalian berbeda. Sepertinya akan ada hal yang baik sejak kalian datang ke sini."
"Guru-guru relawan sebelumnya tidak tahu mengenai hal ini?"
Galih menggeleng sekilas, "seperti yang aku bilang, Ayahku meminta hal ini ditutup, jangan sampai orang luar desa tahu apalagi pihak berwajib."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance