Hari ketiga, Ken masih izin tidak masuk sekolah namun sudah diizinkan untuk meninggalkan rumah sakit. Anya belum memperbolehkan Ken berangkat sampai dua hari ke depan begitupula Ica. Ken yang sempat bersikeras tetap berangkat besok, akhirnya menyerah karena ancaman Ica.
"Gue bakal diemin lo seminggu kalo lo tetep berangkat ke sekolah."
Maka saat ini Ken hanya bisa berdiam di rumah dan beristirahat sampai badannya pulih kembali.
"Ancaman lo manjur juga ya master." Puji Windy saat berjalan di samping Ica menyusuri koridor menuju kelas mereka. Jam istirahat hampir usai.
"Iyalah, mana mau dia gue diemin."
"Nanti pulang sekolah lo mau jenguk lagi Master?"
Ica nampak berpikir sejenak, "kayaknya gue bakal jenguk agak malam soalnya mau ada latihan basket dulu."
Windy mengangguk, "sip sip, titip salam aja, gue mau jenguk sih cuma ngga bisa soalnya Daffa sama Daffi katanya ada acara nanti malam, jadi pulang sekolah ini langsung anterin gue terus mereka pulang."
"Oke, ntar gue sampein."
.
.Pulang sekolah, seperti kata Ica bahwa dirinya ada latihan basket seperti biasa dan baru selesai saat sore. Karena Ken tidak bisa menjemputnya, maka Ica membawa kendaraan sendiri, mobil Ico. Sedangkan Ico sudah pulang bersama Jeff.
Ica mengganti sejenak seragam basketnya dengan seragam biasa lalu pulang ke rumah. Rencana mengunjungi Ken akan dilakukan setelah mandi dan berganti pakaian biasa.
Rumah terlihat sepi saat Ica masuk. Hanya ada asisten rumah tangganya. Mereka mengatakan bahwa orang tua Ica memang belum pulang dan Ico sedang pergi tidak lama setelah pulang sekolah tadi bersama Jeff.
Ica segera menuju ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Hari sudah gelap saat Ica kembali masuk ke dalam mobil untuk menuju ke rumah Ken.
Sesekali Ica melirik ke arah jam yang terpasang di mobil Ico, sudah hampir jam 8 malam. Tiba-tiba ponsel Ica berbunyi dan menampilkan nama Windy.
Ica menepikan sejenak mobil lalu menjawab panggilan Windy.
"Kenapa Win?"
"Bisa ke rumah gue ngga master? Penting banget nih!"
Ica menaikan satu alisnya, "emang ada apaan?"
"Ya pokoknya ke sini dulu deh."
Ica berpikir sejenak, "ya udah gue hubungi Ken dulu."
"Oke Master!"
Ica langsung menghubungi Ken setelah panggilan Windy diputus, mengatakan bahwa malam ini dirinya tidak bisa menjenguk karena Windy sedang butuh bantuan. Ken tidak mempermasalahkan dan mengerti. Ica memutar arah mobilnya menuju ke rumah Windy.
Windy langsung membukakan pintu rumahnya begitu Ica menekan bel.
"Master, ayo ke sekolah!"
"Hah?! Emang ada apaan di sekolah?"
Windy menarik tangan Ica kembali ke mobil, "gue mohon anterin gue, soalnya buku tugas gue ketinggalan, pliisss yah yah master, tolong gue, itu kan bakal dikumpul besok."
"Kan lo bisa salin di buku lain dulu."
"Bukan cuma itu masalahnya, masalah selanjutnya tuh jam tangan agensi gue juga ketinggalan di laci meja gue."
"Hah?! Lo gila ninggalin tuh barang di kelas?!!"
Windy menunduk dengan wajah menyesal, Ica mengusap wajahnya sejenak, "ayo buruan naik."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance