Part 116 - Improvisasi

2.6K 170 18
                                    

Ica berdiri di kursinya di ruangan OSIS, semua anggota OSIS juga sudah berkumpul di sana. Vika dan Sandra kembali mendata serta memastikan bahwa semua hadir.

Hari masih cukup pagi, namun para pengurus OSIS ini sudah berada di sekolah karena hari ini acara class meeting akan dilaksanakan.

"Kemarin aku sudah meminta Arga untuk memprintkan susunan acara sekaligus setiap pengurus yang menjadi penanggung jawab. Jadi saya harapkan kerjasamanya untuk membantu pelaksanaan acara hari ini." Jelas Ica.

Arga membagikan lembaran kertas berisi susunan acara hari ini dan dua hari ke depan pada setiap anggota.

"Di setiap kegiatan yang berlangsung ada tim koordinasi yang terbagi, jadi setiap anggota bisa fokus pada areanya masing-masing." Lanjut Ica.

"Apa ada pertanyaan?" Tanya Vika.

Semua terdiam.

"Oke," ujar Sandra, "setelah ini semua bisa langsung mempersiapkan area masing-masing."

Seluruh pengurus meninggalkan ruang OSIS setelah dipersilahkan oleh Ica. Tinggalah pengurus inti.

"Rado dan Ken, kalian yang umumkan ke semua kelas untuk menyiapkan perwakilan di setiap kegiatan hari ini sekaligus membagikan susunan acara ke masing-masing ketua kelas. Nanti gue bakal umumin agar mereka berkumpul di ruang auditorium."

"Kenapa gue harus sama Ken?" Protes Rado.

"Harusnya gue yang bilang gitu!" Gerutu Ken.

"Udah jangan bawel!" Cecar Vika, "lo tau kan Do kalau Ken itu punya banyak fans di kelas junior dan angkatan kita, pasti ngga bakal susah deh buat menarik minat setiap kelas buat berpartisipasi."

Ken tersenyum miring pada Rado.

"Sial, lo kalo ngomong suka bener jujur Vik," ujar Rado dengan nada sebal.

"Sandra dan Vika, membeli beberapa keperluan di minimarket yang ngga jauh dari sekolah, nanti Arga bakal kasih list belanjanya ke kalian."

Sandra dan Vika mengangguk bersamaan.

"Lalu kalian," Vika menatap Arga dan Ica bergantian, "kalian ngapain?"

"Arga bantu gue memantau ke setiap lokasi selagi kalian di auditorium, untuk memastikan semuanya beres dan apa yang mungkin masih perlu dibutuhkan."

"Kenapa ngga sama gue aja?" Sela Ken.

"Haduh abang Ken, takut banget pisah sama adek Ica," Rado menepuk pelan pundak Ken, "adek Ica udah gede kok abang jadi ngga bakal ilang."

Ken memberikan tatapan datarnya pada Rado lalu kembali menatap Ica, "ya udah hati-hati."

Ica memberikan ekspresi bingung, "hati-hati?"

Sandra dan Vika terkekeh bersamaan, disusul Rado, "lo kira Ica mau nyebrang jalan? Atau ke medan perang? pake hati-hati segala." Ledek Vika, "pacar lo ini cuma mau ketemu panitia lain Ken, tenang aja sih!"

Wajah Ken semakin masam. Ica tersenyum kecil lalu menggeleng sekilas.

Semua langsung ke tugas masing-masing karena beberapa siswa mulai datang ke sekolah.

Setelah banyak siswa yang datang, Ica langsung mengumumkan untuk berkumpul di ruang Auditorium.

Para siswi tersenyum sumringah melihat dua pengurus OSIS berwajah ganteng berdiri di panggung dekat podium sedang mengobrol selagi menunggu seluruh siswa hadir.

"Jangan lupa lo yang umumin nanti." Ujar Rado.

"Terus lo sendiri ngapain?" Tanya Ken.

"Gue bagian improvisasi aja."

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang