Part 86 - Big Mission

3.2K 174 3
                                    

Ponsel Ica berdering saat dirinya dan yang lain berjalan menyusuri koridor sekolah menuju ke ruang parkir. Bel pulang sekolah baru saja berbunyi beberapa menit lalu.

"Agen Dove masuk."

Semua terdiam saat Ica menyebutkan kode namanya, itu artinya Thomas lah yang sedang menghubungi kapten mereka saat ini.

"Baik bigboss, kami segera ke sana."

Ica menutup ponselnya lalu menatap Daffi, "hubungi Jeff, kita dipanggil ke markas."

Daffi mengangguk lalu mengeluarkan ponselnya sambil mengikuti yang lain kembali berjalan menuju mobil masing-masing.

Sepuluh menit setelah tim Delta sampai di ruangan Thomas, Jeff baru saja tiba.

"Langsung saja, aku punya misi penting untuk kalian."

Tim Delta memasang posisi siap menerima misi, semua menajamkan pendengaran mereka.

"Pihak kepolisian mendapat tantangan dari teroris bahwa akan ada bom yang dipasang di beberapa mal besar di kota ini. Mereka mengatakan akan ada 3 mal yang menjadi target, namun diantara ketiga mal tersebut hanya satu mal yang terpasang bom asli."

"Jadi maksud anda dua mal lainnya dipasang bom palsu?"

Thomas mengangguk menjawab pertanyaan Ica, "oleh karena itu saya meminta bantuan kalian, tim Alpha serta tim Bravo yang akan tiba besok di sini untuk menjalankan misi ini. Pihak kepolisian tidak ingin langsung menyiarkan berita ini ke publik karena informasi ini masih belum dapat dipastikan. Oleh karena itu, operasi ini jangan sampai mengundang perhatian pengunjung, evakuasi akan dilakukan jika memang keadaan terdesak."

"Apa tidak ada petunjuk yang mereka berikan untuk dipecahkan sebagai bagian dari tantangan ini?" Tanya Windy.

"Aku akan mengirim pesan mereka pada Ica, menurut Edward, bom tersebut akan dipasang bersamaan saat akhir pekan ini di mana jumlah pengunjung mal akan lebih besar dari hari biasanya." Jelas Thomas.

"Cukup masuk akal," Daffa memegang dagunya, "polisi akan lebih sulit mencari keberadaan bom jika pengunjung sedang sangat ramai, itulah mengapa lebih mudah jika dilakukan evakuasi."

"Memang benar," sahut Thomas, "namun para teroris tersebut akan nekat meledakan bom jika tantangan ini dibocorkan ke publik."

"Hah?!" Pekik Windy, "jadi maksudnya mereka memang berniat membunuh seisi mal beserta polisi jika mereka gagal menemukan bom itu sampai waktunya meledak?!"

"Bisa dipastikan begitu."

Tim Delta menoleh bersamaan ke arah pintu masuk ruangan Thomas, tim Alpha berjalan mendekat dan berdiri di samping tim Delta.

"Tujuan mereka memang begitu, mereka sengaja membuat tantangan ini untuk kepuasan mereka sendiri." Lanjut Edward.

"Kita akan rapatkan lagi ini besok siang sepulang kalian dari sekolah saat tim Bravo tiba." Ujar Landon yang langsung disetujui semuanya termasuk Thomas.

"Kalian bisa pulang lebih dulu," ujar Thomas pada tim Delta, "kembalilah lagi ke sini besok pagi, kita akan bahas semua besok."

Tim Delta mengangguk bersamaan lalu pamit undur diri dari hadapan Thomas.

...

Esoknya, pulang sekolah, tim Delta sudah tiba di markas dengan masih mengenakan seragam sekolah, saat bel berbunyi mereka langsung datang ke markas.

"Hai Dove."

Ica menoleh dan mendapati Liam sedang duduk di salah satu sofa di dalam markas.

Ica tersenyum sumringah menatap kapten Tim Bravo yang sudah lama tidak ditemuinya ini.

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang