Ken melangkah masuk ke dalam rumahnya dengan senyuman yang terukir diwajahnya. Langkahnya terhenti ketika terdengar suara sang Mama yang memanggilnya saat Ken melewati ruang tengah rumahnya. Ken menoleh dan mendapati kedua orang tuanya sedang duduk berhadapan dengan orang tua Risa, Anya langsung memberikan kode pada Ken untuk duduk di sampingnya.
"Orang tua Risa sengaja datang ke sini mau ketemu kamu Ken." Jelas Anya menyampaikan maksud kedatangan orang tua Risa.
"Nak Ken, kami sebagai orang tua dari Risa datang ke sini untuk minta maaf atas apa yang putri kami lakukan tempo hari, kami benar-benar minta maaf karena Risa sudah menganggu acara berlibur Ken dan teman-teman." Ucap Mama Risa dengan nada lembut.
"Kami baru tahu semalam dari Sira tentang apa yang Risa lakukan, kami tidak bermaksud membuat kalian memiliki hubungan khusus hanya saja ingin lebih dekat karena saya dan papamu merupakan rekan bisnis." Timpal Papanya Risa.
Ken mengangguk mengerti, "Ken udah maafin Risa kok Om, Tante, tapi Ken minta maaf karena perbuatan Risa mungkin Ken tidak bisa bertemu dengannya lagi, Ken hanya tidak mau hal kemarin terjadi lagi."
"Iya Ken, Om dan Tante mengerti, Sira juga sudah mengatakannya dan rencananya besok Tante akan memindahkan Risa ke Swiss tempat Tantenya berada agar Risa belajar dari tantenya disana mengenai bersikap yang baik." Lanjut Mamanya Risa.
"Apa Risa sudah setuju?" Tanya Ken.
Mama Risa tersenyum kecil dan mengangguk, "Sira berhasil membuat Risa menyetujuinya, Risa memang sangat sayang pada kakaknya begitu pula sebaliknya jadi saat ini hanya Sira yang bisa membujuk Risa."
Ken kembali mengangguk.
"Saya juga minta maaf ya Jeng Anya, karena belakangan kemarin merepotkan menitipkan Risa di sini bahkan meminta Ken menemani Risa."
Anya tersenyum kecil, "ngga apa kok Jeng, Risa anak yang baik dan manis sebenarnya, hanya saja mungkin belum mengerti mengenai sikapnya."
"Iya karena sejak kecil temannya bermain hanya kakaknya, Risa terlalu membatasi diri dalam bergaul mungkin itu penyebabnya."
"Saya harap kejadian ini tidak merusak silahturahmi kita." Ujar Papanya Ken.
"Tentu saja tidak, kita tetap menjadi rekan bisnis karena permasalahan keluarga tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, dan juga masalah sudah selesai jadi keluarga kita tetap memiliki hubungan dekat." Sahut Papanya Risa dengan senyuman.
Selanjutnya pembicaraan beralih ke pekerjaan, Ken segera berpamitan kembali ke kamarnya. Setidaknya satu masalahnya sudah usai.
Ken menatap jam dinding yang terpajang di kamarnya, hari sudah hampir sore. Di sekolah tadi dirinya berjanji mengajak Ica jalan malam ini. Maka Ken segera bersiap membersihkan dirinya dan berganti pakaian.
Hal yang sama juga terjadi di kamar Ica. Setelah sampai di rumah tadi, Ica langsung masuk ke kamar dan berbaring sejenak dikasurnya. Sekitar satu jam berbaring, Ica langsung mandi dan berganti pakaian karena hari sudah sore.
"Lo mau jalan? Udah rapi aja." Tanya Ico saat mampir ke kamar Ica.
"Iya si Ken ngajak jalan." Ucap Ica sambil memakai sneakersnya.
"Enak yah yang pacaran mah, jarang di rumah, pergi mulu." Sindir Ico.
"Makanya buruan cari pacar biar ngga sirik aja kerjaannya." Ica balas menyindir.
"Gue mau sih cuma takut aja."
Ica menatap heran saudara kembarnya, "takut kenapa?"
"Kita kan punya pekerjaan rahasia, gue takut aja kalo gue punya cewe ntar ngajak janjian pas lagi ada misi, gue harus alasan apa coba?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Любовные романы"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance