Ica berdiri menatap kosong ke arah hutan dihadapannya. Sekolah sedang jam istirahat dan Ica diam-diam pergi meninggalkan timnya untuk berjalan-jalan sendirian.
"Kak."
Ica menoleh ke samping, Jeff baru saja berdiri di sebelahnya.
"Kakak liatin apa?"
"Lo percaya ngga sama cerita Galih kemarin?" Tanya Ica tanpa menjawab pertanyaan Jeff.
Jeff menggeleng sekilas, "jujur gue sendiri juga ragu sama cerita Galih."
Ica tersenyum kecil lalu merangkul pundak Jeff, "akhirnya ada yang sepikiran sama gue."
"Gue bukannya ngga percaya hantu itu ada kak, tapi yah perasaan gue kayaknya ada hal lain dibalik cerita itu."
"Nah!" Senyum Ica semakin mengembang, "gue juga mikir kayak gitu, tapi yah ngga ada yang dukung gue." Ica menghembuskan nafasnya.
"Gue percaya kok."
"Emang cuma lo yang mengerti perasaan gue sekarang." Tangan Ica berpindah menggamit lengan Jeff.
Tubuh Jeff yang memang lebih tinggi dari Ica membuat Ica mudah bersandar di bahu Jeff.
"Lo dulu lebih pendek dari gue, sekarang malah jadi tinggian lo dari gue." Cibir Ica.
Jeff terkekeh pelan, "gue kan laki-laki kak, jadi wajar aja kalo gue bisa lebih tinggi dari lo, lagian dulu kan kita masih kecil."
"Yah tapi ngga papa deh, emang udah seharusnya lo lebih tinggi dari gue."
"Mendingan sekarang kita balik ke sekolah sebelum dicariin, masih harus ngajar kan?"
Ica mengangguk setuju lalu mengikuti Jeff yang sudah mengajaknya pergi.
👊👊👊
Tepat saat jam pulang, Galih datang ke sekolah.
"Sudah siap pulang?" Tanya Galih begitu bertemu Ica dan yang lain.
"Udah kok." Ica memakai sling bagnya, "kamu ke sini jemput kami?"
Galih tersenyum dan mengangguk, "kebetulan sedang tidak ada pekerjaan lagi, jadi sengaja mampirin kalian."
"Kalo gitu ayo pulang!" Windy berjalan lebih dulu melewati Ica dan Galih.
"Pelan-pelan aja Va jalannya!" Daffa ikut berjalan menyusul Windy.
Ica dan yang lain pun demikian.
"Oh iya, ada yang aku mau cerita nih." Ujar Windy di tengah jalan. "Jadi dari awal mulai mengajar di sini, kan kita dikasih absen yang biasa dipakai guru yang lagi kita gantikan, nah di kelas aku tuh ada satu siswa yang ngga pernah masuk. Waktu liat absennya ternyata sudah kosong banyak."
"Maksudnya Rino?"
"Nah! Iya bener itu namanya, dia anak dari desa ini?"
Galih mengangguk sekilas, "belakangan ini dia sakit, sebenarnya hal ini tidak boleh dibahas tapi sepertinya tidak masalah jika cerita pada kalian, aku harap kalian akan menjaga cerita ini."
Windy dan yang lain mengangguk mengerti.
"Jadi bulan lalu ada anak perempuan yang hilang setelah dua tahun sejak terakhir kali salah satu anak perempuan yang kuceritakan kemarin hilang. Dan anak perempuan yang hilang bulan lalu itu kakaknya Rino. Menurut kesaksian Rino, kakaknya hilang saat mencari kucing Rino yang lari ke dalam hutan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance