Part 120 - Ngga Pernah Menyesal

2.5K 167 13
                                    

Siang berganti malam, beberapa sudah berkumpul di halaman belakang Vila. Ica sedang sibuk membantu Anya dan Cleo menyiapkan bahan barbeque malam ini. Sedangkan sepupu Ken yang lain sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

"Lho Ken belum turun?" Anya melihat ke sekitar dan belum menemukan anak semata wayangnya.

"Ica tanya ke kak Zefa dulu tante."

Anya tersenyum dan mengangguk, "tolong ya sayang."

Ica ikut tersenyum, "iya tante." Ica membersihkan tangannya sebentar lalu pergi mencari Zefa.

"Cantik ya kak?" Bisik Cleo pada Anya.

"Maksudnya?"

"Angelica lho kak, menurut kakak anaknya gimana?"

"Cantik, baik, sopan." Jawab Anya sambil berpikir, "kan kamu udah kenal lama sama dia Cle."

Cleo terkekeh, "aku cuma mau tanya pendapat kakak aja kok, kalau aku sih suka sama Ica, setuju deh dia sama Ken."

Anya terkekeh sejenak, "aku juga setuju Cle, tenang aja, rasanya kayak punya anak perempuan juga aku."

Cleo ikut terkekeh lalu melanjutkan persiapannya bersama Anya.

Ica masuk ke dalam Vila dan menemukan Zefa sedang bersama Ricky, Ica langsung menghampiri mereka.

"Kak Zefa." Panggil Ica membuat laki-laki itu langsung menoleh.

"Kenapa Ca?"

"Ken di mana ya kak? Kok belum keliatan?"

"Oh kayaknya masih di kamar tuh, tadi setelah kamu masuk ke kamar, Ken ngga bisa tidur jadi kami ajak pergi buat beli bahan barbeque, pulangnya dia langsung masuk ke kamar terus tidur. Kayaknya belum bangun dia, coba kamu bangunin deh Ca."

"Kamarnya yang mana ya kak?"

"Di lantai dua juga kok, beda tiga kamar dari kamarmu tadi."

Ica mengangguk paham lalu berpamitan dan pergi ke lantai dua.

Langkah Ica berhenti di depan pintu kamar yang menurutnya adalah kamar yang dikatakan Zefa. Ica mencoba mengetuk pintu namun tidak ada jawaban maka dirinya membuka pintu kamar itu yang ternyata tidak dikunci lalu masuk setelah kembali menutup pintunya.

Pencahayaan kamar dibuat redup namun dapat terlihat oleh Ica, Ken yang sedang tidur di tempat tidur.

Ica berjalan mendekat lalu duduk di samping Ken berbaring.

"Ken." Ica menepuk lembut pipi Ken, "bangun Ken."

Ken hanya bergumam dan tidak merespon.

Ica menghela nafasnya, baru saja akan kembali membangunkan, tiba-tiba Ken menarik pinggang Ica lalu berguling ke sisi lainnya hingga Ica berbaring di samping Ken.

"Eehh!" Ica merasa wajahnya memerah, Ken memeluknya erat masih dengan keadaan tidur. Dapat Ica rasakan detak jantung Ken serta nafasnya yang teratur.

Ica ingin melepaskan diri namun pelukan Ken terlalu erat.

"Ken! Bangun!" Bisik Ica sedikit keras. Ica memukul lengan Ken namun tidak berpengaruh. Ica pun memukul lebih keras dan langsung menyadarkan Ken.

"Aduuhh!" Ken mengusap lengannya yang terasa panas. Ica langsung mendudukan dirinya setelah pelukan Ken terlepas.

Ken membuka sedikit matanya dan menatap Ica, "sakit Ca." Aduh Ken masih mengusap lengannya.

"Siapa suruh gue bangunin susah banget." Ica bersidekap.

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang