Jantung Ica sempat berhenti selama dua detik lalu berdetak sangat cepat. Sejenak dirinya merasakan sulit bernafas.
"H-Heh, lo mau apa?!"
Ken menyeringai. Jarak wajah mereka sangatlah dekat.
Kejadiannya berawal saat Ica dengan tak sengaja menumpahkan jus alpukatnya pada seragam Ken di kantin.
"Sorry sorry gue ngga sengaja!" Ica dengan sadar membersihkan hasil karyanya di seragam Ken. Kali ini memang dirinya tidak sengaja melakukannya. Murni kecelakaan.
"Lo sengaja ya?" Tuduh Ken membuat Ica yang berniat tulus minta maaf justru menjadi kesal.
"Gue udah baik-baik ya minta maaf malah dituduh sengaja, lo ngajak ribut ya?!" Ica melempar tisu yang digunakannya ke sembarang arah karena kesal, "sekarang lo yang minta maaf karena udah nuduh gue sembarangan!"
"Dalam mimpi lo, jelas lo yang salah kenapa gue yang minta maaf?!"
"Wah nih anak dibaikin malah ngelunjak." Ica berbalik badan mengambil sebotol air mineral dari salah satu meja lalu menyiramkan dengan sengaja pada seragam Ken yang terkena jus. "Itu sebagai pertanggung jawaban gue udah ngotorin baju lo."
Ica menaruh botol yang sudah kosong ke meja disampingnya.
Keduanya sukses menjadi tontonan gratis bagi para siswa di kantin.
Ken menarik pergelangan tangan Ica saat Ica akan meninggalkan kantin. Menyeretnya paksa menuju lorong sepi dekat toilet sekolah. Ken membuat Ica bersandar di dinding lorong lalu mengurungnya.
Wajah Ken semakin dekat hingga hanya beberapa mili dari wajah Ica.
"Lo mau ngapain hah?!"
"Membuat de javu mungkin?" Jawab Ken dengan smirk diwajahnya.
Ica mati kutu dibuatnya, bayangan insiden beberapa hari lalu di kelas kembali muncul.
"Lo--lo cowo mesum, jangan macem macem ya!" Ica berusaha tak terintimidasi namun Ken justru semakin tersenyum sumringah.
"Mesum? Hmm, tidak buruk juga." Bisik Ken ditelinga Ica, membuat Ica berjengit ngeri.
"Ka-Kalau lo macem-macem gue teriak nih." Ancam Ica.
"Coba aja, mungkin gue bisa coba bungkam mulut lo seperti waktu di kelas."
Mata Ica membulat sempurna mendengarnya.
Ken kembali mendekatkan wajahnya membuat Ica memejamkan matanya erat. Ica bingung kenapa dirinya tidak bisa menghajar cowo dihadapannya saat ini.
Beberapa detik berlalu, tidak ada kejadian apapun yang terjadi. Perlahan Ica membuka matanya dan mendapati Ken sedang menatapnya dengan senyum mengejek.
"Harusnya lo liat muka mengenaskan lo tadi, beruntung gue lupa bawa hp sekarang." Ucap Ken lalu berlalu pergi.
Ica mendesis kesal menatap kepergian Ken. "Beruntung gue lupa bawa golok sekarang!" Dengan kesal Ica kembali ke kelasnya.
"Lagi kezel bat ya master?" Tanya Windy sekembalinya Ica ke kursinya.
"Lo ngomong apaan sih?"
"Ish, ngga gaul lo master, kezel bat, kesel banget maksudnya."
Ica menatap datar Windy, "lo bukan anak gaul tapi anak gagal alay."
Windy hanya memanyunkan bibirnya. Masternya kalau lagi kesel, ngomongnya suka bener soalnya.
Tidak lama Ken juga masuk ke kelas sudah berganti kaos olah raga.
Ica melirik sinis pada musuh bebuyutannya dari Ken masuk kelas hingga duduk di kursinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance