Ken membawa tim Delta menuju ke rumahnya. Malam ini seperti biasa kedua orang tuanya sedang sibuk di luar kota sampai waktu yang tidak pasti. Bisa beberapa hari atau beberapa minggu, dan Ken sudah terlalu terbiasa.
Orang tua Windy sedang pulang, oleh karena itu rumah Ken lah yang bisa mereka jadikan markas sementara saat ini.
Sekarang tim Delta sudah berada di kamar Ken dan duduk menghadap kapten mereka, menuntut penjelasan.
"Kenapa?" Tanya Ica dengan ekspresi polos.
"Malah nanya kenapa," Daffa terlihat kesal, "jelaskan maksud ucapan lo tadi."
"Oh, tadi gue cuma buang umpan kok, doain yah dapet tangkapannya besar." Ica tersenyum sumringah membuat timnya semakin bingung.
"Maksudnya umpan?" Tanya Windy.
"Oke gue bakal jelasin, jadi kalian simak baik-baik. Sebenernya gue bohong bilang mereka ngga ada dan tau pelakunya. Mereka ada kok, bahkan gue yakin orang yang gue liat itu juga di sana tapi mereka ngga muncul, gue merasakan mereka lagi mengawasi gue tadi jadi gue sengaja bilang gitu biar mereka muncul sendiri."
Windy masih belum paham.
"Jadi intinya gini, misalnya lo deh Win, kalau lo seorang penjahat yang sedang bersembunyi dari incaran polisi dan ada satu orang yang mengenali lo serta berkemungkinan melaporkan lo, apa yang bakal lo lakuin sebagai penjahat ke orang itu?"
"Lo jawab ini dengan sudut pandang sebagai tersangka."
"Gue bakal lenyapin orang itu." Jawab Windy.
"Nah!" Ica menjentikan jarinya, "itulah yang gue maksud, ketika mereka denger kalau gue tau identitas mereka, maka sebentar lagi gue yakin mereka akan segera muncul, tapi--"
Ica menatap satu persatu timnya, "kalian untuk beberapa hari ini jangan berada sering di dekat gue, termasuk lo juga Ken."
Ken memberikan tatapan protes, "kok gitu?!"
Ica terkekeh, "sabar dulu Pak, kalian hanya perlu jaga jarak dari gue di waktu tertentu aja, karena kalo seharian kalian ilang pastinya akan mencurigakan, gue udah punya rencananya kok, kita lakukan besok."
Semua mengangguk setuju, dan menurut saja akan apapun yang kapten mereka rencanakan.
👊👊👊
Hari berjalan seperti biasanya, Ica berangkat sekolah bersama Ico. Saat jam istirahat, Ica berkumpul dengan timnya untuk makan di kantin, seolah sedang tidak terjadi apapun.
Ica sengaja meminta tim Delta berlaku senatural mungkin, jangan memasang sikap waspada, anggap saja seperti hari biasa seolah sedang lengah, terutama Ica.
"Belum ada yang mencurigakan?" Bisik Ken di tengah jam pelajaran pada Ica.
Ica melirik sekilas pada Ken, "sepertinya sih normal aja, cuma tadi sempat beberapa kali gue merasa ada yang mengawasi, mungkin dia."
Ken mengangguk sekilas, "gue masih penasaran sama rencana lo."
Ica menutup mulutnya karena hampir terkekeh, "sabar aja ya Pangeran Tampanku," ucap Ica sambil menyebutkan nama panggilan yang dibuat Ken di kontak Ica pada nomor teleponnya.
Ken pun menahan untuk tidak terkekeh mendengar ucapan Ica barusan.
Bel pulang sekolah berbunyi, Ica dan tim segera keluar kelas. Baru saja melangkah keluar, Ica menarik lengan baju Ken membuat Ken menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance