Part 91 - Panik

2.9K 191 19
                                    

Ica dan Windy berjalan beriringan menuju salah satu meja di kantin dengan mangkuk berisi bakso dan gelas berisi es teh.

Baru saja keduanya duduk di kursi mereka,

"Hai hai!"

Ica menatap Windy yang duduk disampingnya, "lo undang dia?"

Windy menggeleng sekilas, "kagak." Keduanya langsung menatap siswi dihadapan mereka yang baru saja datang, "lo ngapain ke sini?"

"Emangnya ngga boleh?" Siswi itu, Gina, memanyunkan bibirnya.

"Ya pasti ada tujuan kan?" Tanya Ica.

"Ya dong!" Gina tersenyum sumringah lalu mengeluarkan ponselnya, "gue ada produk baru nih, pada mau beli ngga?"

"Lagi diskon ngga?" Tanya Windy setelah memakan satu baksonya.

"Ya enggalah, ini barang masih baru dijamin kualitasnya top deh, bisa dicicil juga."

"Ngga minat." Ucap Ica datar lalu menikmati baksonya.

"Dih, kan lo belom liat, main ngga minat aja."

"Bayarnya boleh setengah harga ngga?" Tanya Windy lagi.

"Kan gue bilang ngga ada diskon Win!" Gina memanyunkan bibirnya lagi.

"Iya, maksud gue harga temen gitu."

"Oke," Gina mengangguk, "lo boleh bayar setengah harga, tapi--"

Windy mengangkat satu alisnya, "tapi apaan?"

"Tapi barangnya juga cuma setengah."

"Maksudnya cuma setengah?"

"Ya kalo lo pesen kaos, gue gunting setengah kaosnya sebelum gue kasih."

Windy berdecak kesal, "yaudah ngga jadi!"

"Halo kakak ipar!" Daffi tiba-tiba datang dan duduk di samping Windy lalu merangkulnya.

"Ngapain lo?" Windy melirik sekilas Daffi.

"Mengunjungi kalian lah," Daffi mengalihkan tatapannya pada Gina, "kok gue baru liat lo ya?"

Gina yang tadi sedang membuka ponselnya setelah bicara dengan Windy, kembali mengangkat wajahnya menatap Daffi.

"Iya gue belum lama di sekolah ini." Jawab Gina datar, masih sebal pada Windy.

"Wah wah, pantesan, lo lagi liatin apa tuh?"

"Dagangan gue." Gina kembali menatap layar ponselnya, jari lentiknya sibuk mengutak-atik layar sentuhnya.

"Lo jualan?"

Gina mengangguk.

"Itu dagangan lo lengkap?"

Gina kembali menatap Daffi, "emang lo mau cari apaan?"

Daffi balas menatap Gina dengan senyum sumringah, "cari pasangan masa depan gue."

Windy dan Ica langsung tersedak kuah bakso bersamaan karena mendengar ucapan Daffi barusan.

Gina langsung berdiri dari tempatnya, "bisa tua mendadak gue kalo di sini terus," lalu berjalan meninggalkan Daffi serta Windy dan Ica yang masih menepuk dada masing-masing.

"Daffi! Sumpah lo kesurupan apa sampe ngomong gitu?!" Ujar Ica setengah memekik setelah meredakan tersedaknya.

Daffi menatap Ica dengan tatapan bingung, "emang gue tadi ngomong apaan?"

"Lo kayaknya lupa imunisasi hari ini, gue harap Carter ada di markas sekarang." Windy menatap aneh adik iparnya yang masih duduk di sampingnya.

"Gue ngga paham kalian ngomong apaan, tapi," Daffi menatap Windy dan Ica bergantian, "cewe tadi namanya siapa ya? Gue lupa nanya soalnya."

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang