"Yeeee long weekend!!" Windy terlihat paling antusias daripada yang lain.
Kemarin, tim Alpha atas usulan Thomas, mengajak tim Delta untuk berlibur bersama. Dan sekarang setelah pulang sekolah, tim Delta berkumpul di rumah Ica. Barang mereka sudah dititipkan di rumah Ica sejak pagi sebelum berangkat sekolah.
"Lo harus pake pakaian gitu?" Daffa menatap datar Windy, Windy melihat apa yang salah dengan bajunya.
Kaos tipis berwarna krem hampir tidak memiliki lengan dan celana pendek berbahan kain berwarna hijau yang hanya menutupi setengah paha Windy.
"Kan kita mau ke pantai Fa, masa Windy harus pake jaket?"
"Tapi ngga seminim itu juga Windy pakaiannya!"
Windy memanyunkan bibirnya.
"Memangnya kenapa sama bajunya Windy?" Semua menoleh ke arah tangga, Ica turun dari lantai 2 rumahnya dengan pakaian yang bermodel sama dengan yang Windy pakai. Daffa langsung paham siapa yang membuat Windy berpakaian begitu.
"Ganti pakaian lo Ca!" Perintah Ken.
Ica mendesis kesal, "apaan sih?! Kita ini mau ke pantai bukan ke puncak kali!"
"Kalo gue bilang ganti ya ganti! Kita berangkat sore Ica, otomatis sampai di sana malam, percuma lo pake baju gitu!" Nada bicara Ken naik satu oktaf.
Windy menarik pelan lengan baju Daffa, "gue ganti dulu deh, gue ngga mau kita perang kayak mereka." Bisik Windy.
Daffa tersenyum kecil lalu menepuk puncak kepala Windy dengan lembut, "gadis pintar."
Ico dan yang lain hanya bisa diam menyaksikan adu mulut Ica dan Ken yang sudah biasa mereka saksikan.
Akhirnya Ica mengalah dan berjalan kembali ke lantai 2 menuju kamarnya dengan wajah kesal.
Windy kembali memakai kaos lengan pendek dan celana panjang skinny jeansnya, sedangkan Ica kaos tipis lengan panjang berwarna hijau tosca dan celana jeans yang menutup hingga lutut.
"Puas lo?!" Sewot Ica saat lewat di depan Ken. Ken hanya diam menahan ingin tersenyum.
Menjelang sore, tim Alpha sudah menghubungi Jeff kalau mereka sudah akan berangkat, maka tim Delta juga akan bersiap.
"Sudah mau berangkat?" Tanya Adis yang datang bersama suaminya, Kevan.
"Iya ma, Ico dan yang lain pamit dulu ya Ma." Ica dan Ico mencium pipi kedua orang tuanya, sedangkan yang lain mencium tangan Adis dan Kevan.
"Hati-hati jalannya, Daffa, Ico dan Ken jangan ngebut nyetirnya." Pesan Kevan.
"Siap Pa!" Sahut Ico.
"Iya Om." Timpal Daffa dan Ken bersamaan.
Windy bersama Daffa tentunya, Daffi dan Jeff ikut Ico karena Ken meminta Ica untuk satu mobil dengannya.
"Kok jadi gue sih? Kenapa bukan Daffi?"
"Lo ngga usah bawel! Naik aja!"
Lagi-lagi Ica mengalah tidak ingin berdebat.
Tujuan mereka adalah Anyer, namun bukan di tempat yang sebelumnya mereka datangi yaitu milik omnya Ken. Kali ini mereka memakai cottage milik Thomas. Dulunya cottage ini ia jadikan markas untuk timnya jika sedang berada di Indonesia namun kini markasnya sudah ia pindahkan ke markas cabang yang sekarang.
Selama perjalanan, Ica hanya diam menatap ke luar jendela di sampingnya, sedangkan Ken fokus menyetir ditemani suara radio.
"Kalau ngantuk tidur aja." Ujar Ken tanpa menoleh ke arah Ica.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance