Hal yang paling ditunggu, bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Namun Ica belum bisa langsung pulang karena setelah keluar kelas, dirinya harus segera menuju ke ruang OSIS, apalagi kalau bukan rapat.
Siang ini udaranya cukup panas, sebenarnya Ica sangat malas untuk melangkah ke ruang OSIS, ia ingin segera pulang ke rumah dan bersantai-ria di kamarnya.
Namun apa daya Ica harus menjalankan kewajibannya sebagai ketua OSIS.
"Baiklah kita akan mulai rapatnya," ucap Ica membuka rapat. "Seperti yang kita bicarakan sebelumnya kalau akhir bulan depan akan ada pelaksanaan pertandingan persahabatan antar beberapa sekolah yang biasa rutin dilakukan setahun sekali, dan tahun ini SMA kitalah yang menjadi tuan rumahnya." Jelas Ica.
Semua mata pengurus OSIS terkunci pada Ica, menyimak sang ketua.
"Masih ada waktu selama 6 minggu untuk mempersiapkan semuanya jadi saya mohon kerjasamanya, sekarang saya akan membagi panitia yang sudah saya bentuk bersama dengan pengurus inti yang lain."
Ica menatap lembaran kertas ditangannya yang berisi susunan panitia.
"Pertama saya akan memanggil ketua panitianya yaitu Arga."
Arga berdiri di tempatnya.
"Nah Arga akan membacakan siapa saja yang akan menjadi anggota panitia berikut tugasnya."
Arga mengangguk dan mengambil kertas yang sama dengan yang dipegang oleh Ica lalu menjabarkan susunan panitia kepada semua anggota OSIS yang hadir.
Usai membacakan, Arga kembali duduk di kursinya bergantian dengan Ica.
"Itu tadi susunan panitia pertandingan persahabatan, bagian koordinator acara sudah bisa memikirkan konsep acaranya bersama anggotanya, dan koordinator lainpun sudah bisa berdiskusi nanti dengan anggota masing-masing, jika ada yang kurang paham atau butuh masukan bisa tanya atau hubungi saya, apa ada pertanyaan?"
Semua di dalam ruangan diam.
"Oke jika tidak ada, rapat selanjutnya setiap koordinator bisa melaporkan perkembangan progress masing-masing, kalau begitu rapat hari ini saya tutup, sekian."
Semua anggota OSIS membubarkan diri kecuali Ica dan beberapa pengurus inti yang masih tinggal di ruangan.
"San, karena tanggalnya udah ditentuin, jadi lo jangan lupa buat undangan ke sekolah lain ya." Ujar Ica.
"Siap bu ketua!"
"Gue bantu juga ngga nih?" Tanya Arga.
"Ya iyalah lo bantu juga, lo ketua panitia tapi jabatan lo juga sekretaris OSIS Ga!" Sewot Sandra.
"Iya iya bu, itu bibir biasa aja kali." Sindir Arga membuat Sandra memanyunkan bibirnya.
"Gue nikahin juga ntar kalian, berantem mulu!" Ancam Vika.
"Lha kayak ngga tau aja Arga sama Sandra tiada hari tanpa ribut, sama kayak temen gue," Rado melirik Ken, "cuma sekarang sih udah baikan."
"Lo kenapa ngelirik gue? Naksir?" Protes Ken dengan nada datar.
"Dih amit-amit, gue masih normal!" Rado mengusap-usap keningnya.
Ica hanya diam menyimak sambil menyeruput es tehnya yang sengaja dibeli di kantin sebelum ke ruang OSIS, Ica menaruh es tehnya di botol air minum yang sering dibawa ke sekolah.
"Hati-hati lho San, Arga, ribut mulu ntar jadian kayak ketua OSIS kita!" Celetuk Vika to the point.
Sroooottt!
"Iiihh Ica jorok!" Keluh Sandra.
"Sial! Uhukk! Gue kalem-kalem-- uhukkk-- kena juga!" Protes Ica sambil terbatuk karena tersedak es tehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romantik"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance