Part 33 - Galang itu ...

3.9K 227 4
                                    

Ken memarkirkan mobilnya di halaman rumah Ica. Ia tidak langsung pulang seperti biasa karena harus membantu Ica turun dari mobil.

Ico langsung memberondong adik kembarnya dengan beberapa pertanyaan terkait cidera Ica.

"Please deh Co, gue cuma cidera lutut bukan gegar otak!" Ucap Ica dengan nada sebal masih di gendongan punggung Ken.

"Ya kan gue cuma panik Ca."

Ica memutar bola matanya jengah.

"Kalian kalo akur gini adem liatnya," lanjut Ico.

Ica dan Ken meninggalkan Ico tanpa menggubris ucapannya barusan. Ico berdecih sebal.

"Adek lo punya musuh Co?" Tanya Ken setelah mengantar Ica ke kamarnya dan bergabung dengan Ico di ruang tv.

"Kan lo musuhnya."

"Maksud gue, selain gue."

Ico nampak berpikir, "memangnya ada apaan?"

"Tadi pulang ada yang nyamperin Ica minta maaf, Ica manggilnya Lang."

"Oh Galang, gimana yah jelasinnya, dia tuh orang yang udah buat Ica ilfeel."

Ken mengangkat sebelah alisnya menatap Ico.

Ico menghela nafas sejenak, "jadi gini, waktu SMP Ica tuh cewe yang populer--"

Perasaan sekarang juga populer. Batin Ken.

"--dan ngga ada satupun cowo yang bisa buat Ica suka, maksudnya semua yang deketin Ica pasti ngga berhasil, nah si Galang ini anak baru di kelas Ica--"

"Kalian ngga sekelas?" Sela Ken.

Ico mengangguk, "waktu SMP ngga pernah sekelas, nah jadi bisa dibilang dia tipe cowo yang suka tebar pesona. Suatu hari salah satu temen nongkrongnya yang juga kelakuannya agak kurang beres nantangin dia buat taruhan taklukin Ica, taruhannya itu--"

Ico berdeham kecil, "minimal dapetin first kiss Ica dan maksimal--" ada jeda sesaat, "dapetin keperawanan Ica."

Ken cukup terkejut dengan ucapan terakhir Ico, "anak SMP taruhannya begitu?"

Ico mengangguk, "kan gue bilang tadi kalau yang ngajak taruhan itu rada kurang beres kelakuannya."

Ken mengangguk paham. Meski hal itu sudah terjadi beberapa tahun lalu, mendengarnya entah mengapa membuat Ken kesal.

"Jadi temennya itu memprovokasi Galang dengan bilang kalau Galang ngga akan bisa menangin taruhan itu, dan Galang terpancing."

"Lalu?"

"Galang mulai aksi pendekatan dengan Ica, dia berusaha menangin taruhan yang kedua karena hadiahnya lebih besar."

Ken masih memperhatikan Ico.

"Cukup lama mereka pendekatan, maksud gue si Galang yang pendekatan ke Ica. Ica sih anggap Galang jadi temen aja ngga lebih hanya mungkin Galang berpikirnya beda, sampe akhirnya Galang mulai melancarkan aksinya dan disitu gue bersyukur banget bisa menyelamatkan Ica."

"Maksudnya menyelamatkan?"

"Perasaan gue ngga enak waktu Galang ajak Ica buat makan malam gitu, katanya mereka mau makan malam di restauran hotel keluarganya. Akhirnya gue sengaja ikutin mereka diam-diam dan ternyata Galang sengaja taruh obat tidur dosis rendah diminuman Ica, jadi waktu Galang bawa Ica ke kamar hotel, Ica dalam keadaan setengah sadar, Ica bisa ingat semua yang hampir Galang buat karena gue tepat waktu menyelamatkan Ica,

Malam itu gue hanya bisa menghajar dia sedikit karena ada OB yang lihat tapi besoknya gue kembali hajar dia lagi di sekolah, awalnya Ica yang mau menghajarnya tapi gue cegah dan menggantikan."

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang