Sudah tiga hari sejak kemunculan Risa di sekolah Ica, Ken tidak pulang bersama Ica. Mama Ken selalu saja menghubungi Ken agar anaknya itu menemani Risa berkeliling.
"Udah tiga hari mereka jalan-jalan mulu, emangnya ngga bosen ya tuh cewe? Tiga hari lho! Tiga hari! Ke mana aja sih?!" Sewot Windy di kantin saat jam pulang sekolah.
Ken sudah berpamitan dari setengah jam lalu.
"Lo sih Master!" Lanjut Windy menatap Ica yang tengah mengaduk minumannya dengan malas, "kenapa coba diizinin mulu?! Ini mah udah kelewatan namanya! Karena lo izinin jadi ngelunjak tuh cewe monopoli si Ken!"
BRAK!
Windy terlonjak kaget saat tiba-tiba Ica menggebrak meja mereka.
"Terus lo mau gue gimana Win?! Ngelawan mamanya Ken?! Lo lupa tiga hari lalu Daffa bilang apa? Gue pacar Ken! Belum jadi istri! Jadi ngga berhak buat mengatur Ken berlebihan, apalagi ini permintaan mamanya Ken, Win!" Ica tak kalah kesal karena Windy tiba-tiba menyerangnya.
Windy terdiam di tempatnya, membenarkan ucapan Ica.
"Udah udah, kalian ngga perlu sampe bertengkar juga kan?" Lerai Daffa.
Beruntung kantin sudah sepi, maka tidak ada yang menonton keributan yang tadi dibuat oleh Windy dan Ica.
"Gue curiga tuh cewe sebenernya yang sengaja melakukan ini, dia pasti tau kalau Mamanya Ken ngga akan menolak permintaannya supaya Ken terus bersamanya." Ujar Ico.
"Gue juga berpikiran begitu sih." Timpal Daffi.
"Mungkin kak Ica perlu sesekali bicara ke kak Ken kalau ngga nyaman melihat cewe itu selalu berada di samping kak Ken." Usul Jeff.
"Jeff bener," ujar Daffi, "lo ngga harus melawan Mamanya Ken, cukup ungkapin aja dengan jujur apa yang lo rasain Ca, gue yakin Ken merasa lo ngga rela Ken terus mengiyakan permintaan Mamanya tapi karena lo ngga jujur makanya Ken ngga bisa berbuat apa-apa."
"Intinya Ken mau lihat sendiri perasaan lo yang sebenernya kalau ngeliat dia seperti ini." Sambung Ico.
Semua mengangguk kecuali Ica.
"Gue bakal coba bicara besok."
"Semangat ya Ca!" Daffa menepuk pelan pundak Ica, menyalurkan sedikit kekuatan untuk sepupunya ini.
Esoknya saat jam istirahat.
"Bisa bicara sebentar?" Tanya Ica dengan nada berbisik.
Ken mengangguk dan mengikuti Ica keluar kelas.
Langkah mereka berhenti di depan ruang OSIS, Ica membuka kunci pintunya dan menguncinya dari dalam setelah Ken ikut masuk.
"Ada apa Ca?"
Ica langsung menghambur memeluk Ken. "Gue kangen banget sama lo tau ngga!"
Ken sedikit terkejut mendengar isakan ditengah ucapan Ica.
"Ca? Lo nangis?" Ken akan melepas pelukan Ica namun Ica justru mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di dada Ken.
Ken tersenyum tipis dan memeluk Ica erat.
"Gue juga kangen banget sama lo Ca, kangen banget."
"Gue ngga rela lo terlalu deket sama dia Ken tapi gue ngga bisa apa-apa sekarang, gue ngga mungkin buat lo melawan Mama lo Ken, berat banget tau izinin lo jalan berdua aja sama dia!" Ica masih sesenggukan di pelukan Ken.
Ken mencium lembut puncak kepala Ica lalu menyandarkan dagunya di sana, "gue janji ini akan segera selesai, gue janji Ca, lo mau kan menunggu sedikit lagi? Gue bakal bicara sama Mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romansa"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance