Part 80 - Misi Tunggal

2.8K 178 11
                                    

"Selamat siang Agen Dove."

Ica melangkah masuk ke ruangan Thomas. Pagi tadi dirinya berangkat sendiri ke sekolah membawa mobil Ico, karena saudara kembarnya tidak masuk sekolah, sedang kurang sehat, dan siang ini Thomas memanggilnya.

"Saya punya misi tunggal untukmu, dan saya yakin kamulah yang dapat melakukannya."

Ica tidak berniat membuka suara, menunggu apa yang akan Thomas katakan selanjutnya.

Dua hari lalu seorang bandar narkoba berhasil lolos setelah mendapat satu luka tembak di kaki kanannya karena bantuan teman-temannya. Dan pagi tadi saya mendapat info di mana lokasi tersangka bersembunyi. Menurut informasi tersebut, tersangka bersembunyi di salah satu rumah sakit sebagai pasien, tersangka kali ini memang sangat ahli dalam penyamaran."

Thomas mengeluarkan beberapa lembar kertas dan menggesernya ke arah Ica, "itu informasi mengenai tersangkanya, saya tidak memintamu untuk menangkapnya, hanya saja saya ingin kamu memberikan informasi setelah menemukannya."

Ica mengambil kertas yang diberikan Thomas padanya membukanya sekilas lalu menatap Thomas.

"Baiklah, di mana saya harus mencarinya."

Thomas memajukan sedikit badannya lalu menaruh kedua tangannya diatas meja, serta menatap Ica dengan ekspresi serius,

"Di rumah sakit Pradipta."

.
.

RUMAH SAKIT PRADIPTA

Ica memarkirkan mobil di halaman parkir rumah sakit keluarganya, kembali membuka lembaran kertas yang tadi diberikan Thomas padanya. Terdapat beberapa informasi mengenai target yang harus ditemukannya kali ini, beserta fotonya.

"Dari sekian banyak rumah sakit, kenapa harus di sini coba?!" Ica menghela nafasnya berat.

"Letakkan alat pelacak ini dikamarnya jika kamu berhasil menemukannya."

Ica mengantongi alat pelacak yang diterimanya ke dalam saku jaketnya, lalu menatap ke arah gedung rumah sakit.

"Semoga ngga ketemu sama Mama deh."

"Kamu memang tidak perlu menyamar kali ini, namun jangan sampai misi ini bocor pada siapapun termasuk orang tuamu."

Ica melangkah perlahan memasuki loby rumah sakit.

"Selamat siang Angelica." Sapa seorang resepsionis, Ica merespon dengan senyum manisnya.

Seluruh staff dan dokter di rumah sakit memang sudah mengenalnya, karena sejak kecil sang Mama sering mengajaknya ke sini dan bermain dengan para suster.

"Mau cari Mamamu Ica?"

Ica menoleh ke samping, seorang dokter seusia Mamanya berdiri di sampingnya.

Ica menggeleng sekilas, "Ica mau keliling dulu ya Dok."

Dokter tersebut tersenyum dan mengangguk lalu berjalan pergi, namun panggilan Ica menahannya.

"Jangan bilang Mama ya Dok kalo ketemu Ica, mau kasih kejutan aja nanti."

Dokter itu terkekeh dan kembali mengangguk, "baiklah nona kecil."

Ica berjalan cepat masuk ke toilet terdekat. Beruntung toilet sedang sepi.

"Gue emang ngga perlu menyamar, tapi resiko juga kalo Mama sampe liat gue ke sini!"

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang