Part 110 - Demam

3.1K 169 20
                                    

Windy dan Ica sudah berganti pakaian dengan pakaian yang biasa mereka gunakan sehari-hari. Malam ini keduanya sudah diizinkan untuk pulang ke rumah, namun sebelumnya Thomas memanggil tim Delta lebih dulu ke ruangannya. Kebetulan memang tim Delta sedang lengkap saat ini yang berada di markas.

"Aku sudah mendapat info mengenai kasus kemarin, anak bernama Rezka ini merupakan kakak kelas kalian, benar?"

Seluruh tim Delta mengangguk bersamaan.

"Pria yang bersama Rezka ini merupakan orang yang membuat Rezka terlibat dengan dunia obat terlarang. Pria tersebut merupakan adik dari Ayah Rezka."

"Jadi pria itu adalah omnya Rezka?" Tanya Daffa.

Thomas mengangguk, "ya benar."

"Kenapa om nya setega itu membuat keponakannya sendiri menjadi seorang kriminal?" Tanya Windy.

"Pria itu memanfaatkan keterpurukan Rezka tentang menerima kenyataan bahwa keluarganya sedang dalam krisis ekonomi yang sangat serius, bahkan Rezka dan kedua adiknya sampai terancam putus sekolah. Pria itu menawarkan bantuan pada Rezka namun dengan cara yang salah, meminta keponakannya sendiri menjadi pengedar narkoba."

Ica mengepalkan tangannya, "selanjutnya apa yang harus kami lakukan?"

Thomas menatap pada Ica, "kalian bisa beristirahat saat ini, untuk Rezka, aku akan mengaturnya dengan pihak sekolahmu agar kalian tidak terlihat terlibat. Dan soal sumber informasimu, pastikan dia tidak akan tahu mengenai tujuanmu mencari informasi melalui dia."

Ica mengangguk, "saya sudah memikirkan alasannya."

"Bagus, kalian boleh pulang sekarang, dan untuk agen Swan serta Dove semoga lekas sembuh."

"Terima kasih bigboss." Ucap Windy dan Ica bersamaan.

Tim Delta berjalan meninggalkan ruangan Thomas.

"Apa yang lo bilang ke mama?" Tanya Ica pada Ico.

"Lo tenang aja," Ico merangkul pundak Ica, "Mama ngga akan tau kok, soalnya dari kemarin Mama sama Papa tuh lagi ke Surabaya dan baru pulang besok siang. Jadi malam ini lo bisa pulang ke rumah."

Ica tersenyum kecil dan mengangguk.

Keesokan harinya, Ica bangun dengan kepala yang pusing. Badannya terasa tidak baik. Ica mencoba bangun namun sedikit sulit, rasanya berat untuk beranjak dari kasurnya. Namun Ica tetap memaksakan diri turun dari kasurnya.

"Ca-- EEH!" Ico yang baru masuk ke kamar Ica langsung menangkap Ica yang akan jatuh karena limbung.

"Ca lo demam?" Ico menyentuh kening Ica.

"Co--" Ica memeluk Ico dan menenggelamkan wajahnya di dada Ico, "kepala gue kok pusing banget ya?"

"Ini lo demam Ica sayang." Ico membantu Ica kembali berbaring di tempat tidurnya, "kemarin kata Carter kalau lo tiba-tiba demam itu wajar, cuma kayak demam biasa."

"Tapi ini ngga enak banget Co." Keluh Ica sambil memegang keningnya dengan kedua tangannya.

"Lo ngga usah sekolah hari ini, gue keluar bentar, tunggu di sini ya."

Ica mengangguk sekilas. Ico langsung beranjak keluar dari kamar Ica dan membuka ponselnya.

AngelicoW: Ica lagi sakit, izinin dulu ya.

WindyC: master sakit apa?!

Kenneth: Ica sakit?

AngelicoW: iya, dia tiba-tiba demam. Izinin gue sama Ica, gue mau jagain Ica hari ini.

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang