Jam menunjukan hampir tengah malam, dan Ica terbangun. Ica mengusap matanya lalu menguap sejenak kemudian menajamkan pandangannya. Setelah fokus, Ica sadar bahwa dirinya sedang tidak berada dikamarnya, meski pencahayaan minim namun Ica tau ini bukan kamarnya.
"Eeeehhhh?!"
"Hah?!! Apaan Ca?!"
Ken terbangun karena pekikan Ica. Ica menoleh ke arah sofa, terlihat samar Ken duduk dengan wajah masih mengantuk.
"Kok gue di sini Ken?"
Ken menguap sebentar, "lo tadi ketiduran makanya gue bawa ke kamar gue."
"Kenapa ngga bangunin?"
"Ngga tega Ca, lo nyenyak banget, udah balik tidur gih udah malam banget ini, gue udah bilang Ico kok lo nginep di sini." Ken kembali berbaring. Namun tidak jadi memejamkan matanya karena Ica menyalakan lampu tidur lalu turun dari kasur Ken.
"Lo mau ke mana Ca?"
Ica sedikit terkejut, ia pikir Ken sudah kembali tidur lagi.
"Mau ke dapur."
"Haus?"
Ica menggeleng, "laper."
Ken kembali duduk dan berjalan ke arah Ica, "ayo gue temenin."
Ica kembali menggeleng, "lo tidur aja lagi, masih ngantuk kan?"
"Udah ngga apa." Ken menarik pelan pergelangan tangan Ica dan membawanya keluar menuju dapur.
"Mau makan apa?" Tanya Ken setelah sampai di dapur.
"Lo duduk aja deh Ken, gue bisa masak sendiri ntar malah gosong kalo lo masak lagi ngantuk gitu."
"Ngga bakal Ca, gue--"
"Kenneth, nurut dulu sih, duduk gih!" Titah Ica yang langsung diangguki Ken.
"Roger kapten." Ken langsung duduk dan bertopang dagu diatas meja bar.
"Good boy." Ica membalikan badan lalu memakai apron. Ica hanya memasak masakan yang mudah saja agar cepat, Ica tidak ingin Ken terlalu lama menunggunya, ia tau Ken memaksa menemaninya padahal masih sangat mengantuk.
Telur dadar ala Angelica jadi. Dan Ken terlihat kembali tertidur masih dengan posisi yang sama, bertopang dagu.
"Ken." Ica mengguncang sedikit pundak Ken, "Ken."
"Hah?" Ken terbangun dengan mata seperempat terbuka.
"Tidur di kamar aja gih, gue ngga apa kok makan sendiri, bener deh."
"Udah lo makan dulu aja Ca." Ken mengubah posenya, merebahkan kepala diatas meja bar dengan beralaskan pergelangan tangannya.
Ica menghela nafas sejenak lalu mulai memakan makanannya.
Setelah makan, Ica membersihkan piringnya kemudian kembali membangunkan Ken untuk mengajaknya kembali ke kamar.
Ica memandang sejenak wajah Ken yang sudah tertidur di atas sofa lalu menyelimuti Ken. Dirinya sendiri naik kembali ke kasur dan tidur.
Paginya saat bangun, Ken tidak mendapati Ica di kamarnya. Ken berjalan keluar kamar, kakinya melangkah ke arah dapur dan benar saja Ica sedang sibuk membuat sarapan.
Ken berjalan mendekat dan memeluk pinggang Ica dari belakang lalu menyandarkan kepalanya di pundak Ica.
"Gini kali ya rasanya punya istri."
Gumaman Ken berhasil membuat Ica blushing.
"Ih lo ngomong apaan sih." Ica melepas pelukan Ken lalu menatapnya, "udah pagi masih ngelindur," Ica mencubit gemas kedua pipi Ken, "mandi gih bentar lagi sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Roman d'amour"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance