Menjelang jam makan siang, Ica baru bangun dari tidurnya. Ken dan Ico masih berada di dalam kamarnya. Kepala Ica masih terasa pusing, demamnya belum turun.
"Ca?" Ken langsung menghampiri Ica saat melihat gadis itu baru membuka matanya.
"Gue haus."
Ken langsung membantu Ica untuk duduk lalu mengambil gelas berisi air minum di atas nakas dan memberikannya pada Ica.
"Lo masih pusing?" Tanya Ico yang juga menghampiri Ica.
Ica mengangguk lemah, "masih."
"Mau gue buatin makan siang apa?" Tanya Ico lagi.
"Gue mau sup aja Co, ngga mau bubur."
"Pake nasi ya."
Ica kembali mengangguk.
"Oke, gue titip Ica dulu Ken, gue mau beliin sup dulu buat Ica."
"Beres."
Ken berpindah posisi setelah Ico pergi. Ia duduk di samping Ica, ikut bersandar di kepala tempat tidur.
"Sini." Ken menarik sedikit tubuh Ica, dan Ica meletakkan kepalanya di dada Ken.
Ken mengusap lembut puncak kepala Ica untuk meredakan pusing gadis itu.
"Lo kalo kayak gitu buat gue ngantuk lagi Ken," ujar Ica membuat Ken terkekeh.
"Jadi ngga boleh nih?" Ken akan menurunkan tangannya namun ditahan Ica.
"Lanjutin." Mohon Ica membuat Ken tersenyum dan melanjutkan usapannya. Lumayan membuat pusingnya sedikit reda.
Ica sudah kembali tidur ketika Ico pulang.
"Disimpen dulu aja Co supnya, nanti kalo Ica bangun dihangatin lagi aja."
Ico menatap adiknya yang tertidur sambil bersandar pada Ken lalu mengangguk, "ya udah gue taro di dapur dulu."
Ken mengangguk mengiyakan.
Satu setengah jam kemudian, Ica kembali bangun masih di posisi yang sama, bersandar di dada Ken.
"Masih pusing?" Tanya Ken.
"Sedikit, dari tadi gue tidur kayak gini?" Ica akan menegakan tubuhnya namun ditahan oleh Ken.
"Udah di sini aja Ca."
"Gue mau ke toilet dulu Ken."
"Mau gue anterin?"
Ica memanyunkan bibirnya, "ngga perlu."
Ken terkekeh dan menatap Ica yang sudah turun dari tempat tidur.
Ico masuk ke dalam kamar Ica membawa makan siang adik kembarnya saat Ica keluar dari toilet.
Tadi waktu Ica baru masuk ke toilet, Ken mengatakan pada Ico kalau Ica sudah bangun.
"Sini Ca, duduk sini lagi." Ken menepuk tempat yang tadi Ica tempati, Ken juga belum bergerak dari sana.
Ica pun menurut, Ico langsung menyuapi Ica setelah adiknya itu duduk kembali di dekat Ken.
"Mama sama Papa belum pulang Co?" Tanya Ica setelah menelan suapan pertamanya.
"Paling bentar lagi sampe." Ico kembali menyuapi sendokan selanjutnya.
"Lo belum mandi aja harum Ca." Goda Ken di telinga Ica membuat Ica tersedak. Ico langsung membantu Ica minum.
Ken menepuk lembut punggung Ica.
"Lo pindah deh Ken," suruh Ico, "orang lagi makan malah digodain."
"Tau nih." Ica memukul pelan pergelangan tangan Ken.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance