Keadaan Ica sudah jauh lebih baik, kemarin Carter mengatakan bahwa lukanya sudah hampir sepenuhnya sembuh. Namun Ica tetap harus rajin periksa pengecekan jahitannya.
Ica juga memutuskan untuk kembali ke rumahnya, namun orang tuanya masih tidak tahu akan kondisi Ica. Sengaja dirahasiakan karena Ica tidak berani mengarang cerita di depan Papa Mamanya mengenai lukanya, dan jika harus bicara jujur maka mau tidak mau kedua orang tuanya juga akan tahu pekerjaannya selama ini.
Hari ini, setelah bel pulang berbunyi, Ken langsung mengajak Ica keluar kelas menuju ke mobilnya.
"Mau ke mana?" Tanya Ica saat Ken membukakan pintu mobil untuknya, tadi sebelum keluar Ken berbisik ingin mengajak Ica jalan-jalan.
"Udah masuk aja dulu."
Ica hanya menurut dan masuk ke dalam mobil Ken. Setelah menutup pintu di samping Ica, Ken berlari kecil memutari bagian depan mobilnya dan masuk ke bagian kemudi.
"Siap?"
"Ya gue sih siap-siap aja." Ica mengangkat bahunya sekilas. Ken menyalakan mesin dan menjalankan mobilnya meninggalkan pelataran sekolah.
Ica memandang ke luar jendela di sampingnya sambil menikmati alunan musik yang Ken putar dari MP4 mobilnya.
"Kita mau ke Lembang?" Ica menoleh ke arah Ken.
Ken mengangguk lalu melirik Ica sekilas.
"Tumben."
Ken kembali melirik Ica, "kok tumben?"
"Ya tumben aja tiba-tiba ngajak jalan gini."
Ken berdesis sebal, "selama ini kita selalu berenam atau bertujuh kalau ada Jeff, jarang berduaannya."
"Kan kalo pulang sekolah sering berdua?"
"Ica sayang, maksudnya kencan lho, kencan, masa kita kencan di antara peluru sama penjahat melulu, sesekali yang bagus lah tempatnya."
Ica terkekeh, cukup membenarkan ucapan Ken, selama ini banyak waktu berdua mereka dipakai di medan perang, diantara desingan peluru. Meski pernah berdua di luar misi itupun hanya mengantarnya serta keperluan lainnya.
Mobil Ken terparkir di dekat salah satu rumah makan yang dipilihnya. Ken membantu membukakan pintu di samping Ica lalu merangkul pundak Ica, berjalan masuk ke dalam rumah makan.
Ken segera memesankan makanan setelah mendapat meja. Suasana rumah makan tidak terlalu ramai siang menjelang sore ini.
"Jadi ini kencan ala Kenneth?" Ica menopang dagunya dengan kedua tangannya, sambil menatap Ken.
Ken memicingkan matanya membalas tatapan Ica, "nanti gue bakal buat kencan yang ngga akan pernah lo lupain."
Ica tersenyum simpul masih belum melepas tatapannya, "sip, gue tunggu."
Ditengah mengobrol, pesanan mereka datang.
Ica melirik sedikit pesanan Ken.
"Mau?" Tanya Ken yang langsung tahu arah tatapan Ica.
Ica mengangguk dengan tatapan polos membuat Ken gemas.
"Tapi ngga boleh," ucap Ken membuat Ica mengembungkan pipinya.
"Tadi nawarin sekarang ngga bolehin, apalah!" Ica mencebikan bibirnya dengan wajah sebal.
Ken terkekeh pelan, "ini ada udangnya lho sayang, makanya ngga boleh, kan lo alergi." Ken menyendokan udang yang dimaksud, mengangkatnya sedikit agar terlihat oleh Ica yang duduk di depannya.
"Ish, ngomong dong!" Ica masih dengan wajah sebal mulai sibuk dengan makanannya sendiri, Ken tersenyum gemas menatap Ica.
Keduanya terdiam sambil menyelesaikan acara makan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romans"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance