Andrew mensejajari langkah Ica saat keduanya berjalan menyusuri pantai. Tidak ada yang membuka suara, saling diam menikmati udara pantai di pagi hari.
"Ca," panggil Andrew memulai percakapan.
"Ya?"
"Lo sama Ken pacaran?"
Wajah Ica tiba-tiba memanas, "Hah?! I-Itu kata siapa?!"
"Gue denger sih kalian lagi deket."
"Ngga! Gue sama dia ngga pacaran!" Ica memanyunkan bibirnya.
Andrew terkekeh gemas, "yah gue kan cuma nanya, takut aja ntar dia ngamuk liat lo jalan berdua sama gue gini."
"Kenapa dia harus marah kalo kami aja ngga ada hubungan apa-apa."
Andrew mengangguk paham, "berarti kalau ada cowo lain yang mau sama lo masih ada kesempatan dong?"
Ica mengangkat sekilas bahunya, "tergantung."
"Apaan?"
"Tergantung gue suka apa ngga sama cowo itu."
Andrew kembali terkekeh, "oke oke gue paham deh."
Di cottage, Ken baru saja keluar kamar bersama Daffa dan Ico. Disusul Jeff dan Daffi serta ketiga pria tim Alpha, Edward, Carter dan Landon.
Mereka berkumpul di salah satu ruangan yang terisi beberapa sofa.
"Lho Andrew mana?" Tanya Ico pada teman sekamar Andrew-- Jeff dan Daffi. Keduanya mengangkat bahu sekilas.
"Paling lagi lari pagi di pantai, udah biasa kok dia olahraga pagi."
Tidak lama kemudian para gadis datang menyusul berkumpul.
"Ica mana?" Tanya Ico melihat saudari kembarnya tidak datang bersama yang lain.
"Baru aja gue mau nanya," sahut Windy.
"Waktu bangun Ica udah ngga di tempatnya." Timpal Lindsay.
"Apa kalian berpikir seperti yang gue pikirin?" Tanya Emma dengan cengiran.
Edward terkekeh, "adik kita bergerak cepat."
"Apa maksudnya?" Tanya Daffa tidak mengerti.
"Yah kami hanya menerka kalau Andrew punya perasaan pada ketua tim kalian." Jawab Emma.
"Maksudnya Andrew suka sama Ica?" Tanya Ico dengan wajah terkejut.
Semua anggota tim Alpha mengangguk.
"Kami pernah memergoki Andrew memperhatikan dengan senyum saat Ica berlatih di markas." Lanjut Carter.
Windy melirik ke arah Ken yang terlihat berekspresi datar dan dingin.
"Gue ngerasa ada aura horor di sini Fa." Bisik Windy dengan nada takut pada Daffa.
Daffa tersenyum kecil lalu merangkul pundak Windy, "tenang aja."
Emma dan Lindsay mempersiapkan sarapan pagi, Windy ingin membantu namun dilarang, maka akhirnya Windy hanya duduk manis di samping Daffa di meja makan.
Ica dan Andrew kembali saat sarapan sudah siap.
"Tepat waktu sekali!" Emma muncul dengan semangkuk sup hangat ditangannya yang langsung diletakan ditengah meja makan.
Lindsay juga datang membawa beberapa cangkir teh hangat.
"Wah kayaknya enak nih." Ica mengambil tempat di samping Edward dan Andrew duduk di sisi lain Ica.
Andrew merasa ada tatapan yang mengancamnya namun diabaikannya.
Ditengah acara sarapan, Ken meninggalkan meja makan tanpa pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance