Siang ini Ica dan Ken akan kembali ke Indonesia karena Ica sudah menyelesaikan misinya di sini.
"Datanglah lagi jika sempat." Ucap Hannah sebelum Ica dan Ken naik ke pesawat.
"Aku akan sempatkan." Sahut Ica dengan senyuman.
"Kami juga akan berkunjung jika sempat," ujar Liam, Ica mengangguk senang.
"Hati-hati ya Angel," pesan Ethan. Ica mengangguk dan melambaikan tangan mengikuti Ken.
Sudah larut malam saat Ica dan Ken tiba dimarkas di Indonesia.
Ica merenggangkan ototnya saat turun dari pesawat. Ken membantu membawa barang Ica. Dirinya hanya membawa sedikit barang karena memang sudah memperkirakan tidak berada lama di London.
"Selamat datang kembali Ica!" Emma langsung memeluk erat Ica saat Ica masuk ke ruang rapat.
"Kau pasti sangat lelah," ucap Edward, Ica hanya tersenyum dan mengangguk sekilas.
"Selamat Dove karena berhasil menyelesaikan misi, dan terima kasih Eagle sudah datang tepat waktu." Ucap Thomas.
Ken tersenyum kecil pada Thomas dan mengangguk.
"Kalian bisa beristirahat, duduk berjam-jam dipesawat pasti sangat lelah, kalian kembali pulang besok saja."
Emma segera mengajak Ica ke kamar mereka, dan Ken ke kamarnya. Tim Delta memang sedang tidak berada di markas karena memang sedang tidak mendapat misi.
Esoknya Ken mengantarkan Ica pulang. Sampai saat ini Ica tidak tahu apa yang dikatakan Thomas pada orang tuanya, melihat Mamanya tidak terlihat terlalu ingin tahu ke mana putrinya selama hampir seminggu.
Bahkan saat Ica sampai di rumah, Adis langsung menyuruh Ica istirahat tidak perlu ke sekolah.
Hari selanjutnya barulah Ica kembali ke sekolah, Windy cukup heboh saat masternya ini kembali muncul.
"Gue kangen bangeeeetttt!!" Windy memeluk erat Ica.
"Iya kangen tapi pelan-pelan dong ini sesek Win!"
Windy langsung melepas pelukannya dan memberikan cengiran.
"Master cerita dong gimana misinya di sana, gue denger seru banget ya?! Dan katanya partner lo ganteng gila?? Beneran master??"
Ica hanya mengangguk.
"Waaaahhhh!" Windy nampak sumringah, "lain kali gue mau minta misi ke London!" Ucapnya dengan nada semangat tanpa sadar ada sepasang mata yang menatapnya datar.
"Win mending lo diem deh sebelum kena talak." Ica menyeruput jusnya.
Windy yang baru sadar langsung menoleh ke sekitarnya.
Ico, Daffi, Ken dan Jeff pura-pura sibuk dengan urusan masing-masing, sedangkan Daffa sudah menatapnya tajam.
"E-Eh Daffa, itu--"
Daffa langsung berdiri di tempatnya dan pergi keluar kantin.
"Mamam tuh," celetuk Ica membuat Windy memanyunkan bibirnya dan langsung berlari mengejar Daffa.
"Daffa biasanya kalo marah rada susah dibujuk, menurut kalian gimana?" Tanya Daffi.
Yang lain hanya mengangkat bahu sekilas.
"Lebih baik kita menundukan kepala sejenak, mengheningkan cipta, mendoakan keselamatan hubungan kak Daffa dan kak Windy." Ucap Jeff.
"Hening cipta mulai," timpal Ico.
Sementara Windy masih sibuk mengejar Daffa yang berjalan sangat cepat. Windy sampai sulit menyamakan langkahnya dengan Daffa. Nafasnya mulai habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Любовные романы"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance