Ica memarkirkan mobil di area parkir sebuah kafe yang disarankan Windy.
"Lo yakin di sini?" Tanya Ica setelah keduanya turun dari mobil.
"Iya tenang aja master, di sini nyaman dan aman kok buat ngobrol. Gue sih biasanya ke sini bareng Daffa."
Ica ber-oh-ria, mengangguk, lalu berjalan masuk ke dalam kafe diikuti Windy.
Memilih tempat yang nyaman kemudian memesan minuman dan makanan.
"Jadi apa aja info yang lo dapet?"
"Bentar Master, tunggu pesanan kita sampe dulu baru gue kasih infonya."
Ica memutar bola matanya sekilas lalu mengeluarkan ponselnya.
Beberapa pesan baru dari Ken terlihat masuk ke ponselnya. Hanya sekedar menanyakan keberadaannya saat ini. Dan Ica mengatakan bahwa dirinya sedang mampir ke kafe bersama Windy sebelum ke toko buku.
"Lo di sms sama Ken master?"
Ica mengangkat wajahnya dari ponselnya, menatap Windy dan mengangguk, "kenapa?"
"Dia nanya lo lagi di mana Master?"
Ica kembali mengangguk. "Kok lo tau?"
"Ini Daffa juga sms nanya sama."
"Lo jawab apa?"
"Ini baru gue mau jawab."
"Jawab kayak gue," ujar Ica buru-buru sebelum Windy mengetik balasan pesannya, "bilang aja kita mampir ke kafe sebelum ke toko buku."
"Oke." Windy langsung mengetik sesuai ucapan Ica.
Ica melihat ke sekitar ruangan kafe, tidak ada tanda-tanda keberadaan timnya yang lain. Jadi hanya ada dua kemungkinan, Ken dan Daffa memang sedang bersama atau hanya kebetulan pesan yang dikirim sama persis.
Pesanan Ica dan Windy akhirnya datang.
"Jadi?" Tanya Ica setelah pelayan yang mengantar pesanan mereka pergi.
Windy menggeser sebuah note kecil ke arah Ica.
"Apa nih?"
"Itu beberapa info penting yang gue dapet master, gue catat di situ waktu di kelas sebelum kalian balik dari kantin. Lo baca dulu baru gue jelasin sesuai dengan apa yang gue dengar."
"Oke." Ica membuka perlahan note pemberian Windy sambil menyeruput jusnya.
👊👊👊
"Jawabannya apa?" Tanya Ico menatap Ken dan Daffa bergantian.
"Jawaban mereka sama, lagi mampir ke kafe sebelum ke toko buku." Sahut Ken. Daffa mengangguk membenarkan.
"Ya berarti memang bener kan? Terus masalahnya apa?"
"Siapa tau mereka bergerak sendiri lagi," ucap Ken, "kayak sebelumnya."
"Bukannya gue ngga percaya sih, lo sendiri tau kan Co, berapa kali Ica sembunyiin masalahnya dari kita?" Timpal Daffa.
"Tapi tadi gue liat mereka kayak ngga pura-pura kok soal mau ke toko buku. Lagian Ica bukannya sembunyiin dari kita, dia hanya punya perhitungannya sendiri." Ujar Ico, "gue percaya sama adek gue kok."
"Iya Fa, gue juga setuju sama Ico." Imbuh Ken.
"Ya mungkin gue aja yang terlalu cemas berlebihan sama Ica." Daffa tersenyum kecil, "kalau gitu gue balik duluan ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance