Part 97 - Adik Kecil

2.6K 173 19
                                    

Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa segera berhamburan keluar kelas kecuali tim Delta.

BRAK!

Semua terkejut saat Daffa tiba-tiba menggebrak meja Ica. Namun tidak dengan Ica. Ica menatap datar Daffa lalu mengalihkan tatapannya pada buku yang sedang dibereskannya.

Ken dan yang lain hanya bisa diam dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Jelasin," tuntut Daffa, "jelasin sekarang apa yang terjadi semalam Angelica!"

Ica tidak menggubris ucapan Daffa, dirinya lebih memilih membereskan buku di mejanya.

Merasa tak dipedulikan, Daffa menjadi kesal, "ICA!"

"Fa!" Windy segera memegang lengan Daffa untuk menenangkannya.

"Lo duduk aja di sana Win, ini urusan gue dan sepupu gue."

Windy melepas perlahan lengan Daffa dan kembali ke kursinya.

"Ica, lo punya mulut kan buat bicara? Lo sendiri yang bilang akan menjelaskan semuanya!"

Ica berdiri dari kursinya menatap Daffa dingin, "lo tau ini di mana? Apa lo ngga bisa menunggu pulang sekolah?"

"Gue--"

Sama seperti semalam, Ica langsung pergi dari hadapan Daffa sebelum Daffa melanjutkan ucapannya. Kali ini Daffa segera menahan Ica.

"Argh!"

Daffa segera melepaskan tangannya saat Ica meringis sakit ketika pundak kanannya disentuh.

Semua segera menghampiri Ica dengan wajah khawatir, termasuk Ken.

"Ca lo--" Daffa menggantung ucapannya, ia yakin ada sesuatu yang semalam terjadi pada sepupunya ini.

"Pundak lo kenapa Ca?!" Tanya Ico.

Ica hanya menggeleng sekilas lalu akan kembali pergi, namun Ken menahan pergelangan tangannya, "gue ngga tau lo kenapa, tapi izinin gue temenin lo Ca."

Ica menatap Ken sejenak lalu mengangguk. Ken menggenggam tangan Ica dan meninggalkan ruang kelas.

Ico menepuk pundak Daffa yang masih terdiam di tempatnya, "pelan-pelan aja Fa, lo tau kan gimana Ica?"

Daffa menghela nafasnya pelan, lalu menatap Windy. Semalam Daffa memang menanyakan pada Windy namun Windy tidak dapat bercerita secara jelas, yang dirinya tahu hanyalah Ica sedang mencari 'hantu sekolah'.

"Win," panggil Daffa, "lo yakin ngga ada yang lo sembunyiin?"

Windy menggeleng sekilas, "ngga ada Fa, semua yang gue ceritain semalam itu semua yang gue tau Fa, master ngga bilang secara rinci tujuannya ajak gue ke sekolah."

"Kita tunggu aja pulang sekolah seperti kata Ica," sela Daffi, "tapi sebelumnya kita harus bawa dia ke markas untuk diperiksa, sepertinya Ica sedang terluka, gue liat sendiri gimana Ica nahan sakit padahal Daffa hanya menyentuh sedikit pundaknya."

Ico mengangguk setuju, "Daffi benar, sekalian kita buat moodnya membaik dulu agar Ica merasa nyaman untuk bercerita."

Daffa ikut mengangguk, "mungkin gue juga harus minta maaf ke Ica karena udah bentak dia tadi."

Ico tersenyum kecil lalu merangkul Daffa, "gue yakin Ica paham kalo lo khawatir banget sama adik kecil kita itu."

Daffa terkekeh pelan, "adik kecil yang kuat."

Pulang sekolah, Ico meminta Ken mengajak Ica ke markas untuk diperiksa. Dan ternyata Ica sudah memintanya lebih dulu pada Ken sebelum Ken mengatakannya.

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang