"Jadi kalian tuh mau apa ke sini? Kalau cuma mau pamer kemesraan, gih tengah laut aja." Sewot Ken.
"Ngga kok, kita sengaja mau samperin lo soalnya ada yang mau kita bicarain."
Windy kembali menatap Ken dan mengangguk, "hal yang sangat sangat amat teramat penting untuk lo Kenneth!"
Ken mengangkat satu alisnya, "apaan?"
"Soal lo sama Master gue lah! Masa soal politik, mana ngerti gue!"
Ken menatap datar Windy, "lo gue tenggelemin ntar ke laut, gue udah serius juga."
"Ish iya sabar!"
"Lo yang bikin gue ngga sabar!"
"Kok malah jadi kalian yang berantem sih?!" Lerai Daffa.
Windy diam memanyunkan bibirnya.
"Kalau gitu lo aja deh Fa yang ngomong, cewe lo kayaknya lagi mabok laut."
Windy berdecih kesal.
"Oke, jadi gue cuma mau memastikan kalau lo ngga akan nyesel karena terlalu lama ngga sadar, kayaknya lo tipe cowo susah peka sama perasaan sendiri."
"Jadi intinya?" Ken kembali mengangkat sebelah alisnya.
"Lo suka kan sama Ica?" Tanya Daffa langsung pada intinya.
"Kenapa lo bisa nanya gitu?"
Daffa menghela nafasnya pelan, "lo mungkin ngga sadar tapi sikap lo hari ini udah menjawabnya, bahkan bukan hanya hari ini, tapi sudah beberapa hari."
"Sikap yang mana?"
PLAK!
"SAKIT WOY!" Sergah Ken menatap tajam Windy yang tiba-tiba memukul puncak kepalanya dengan buku yang entah dari mana di dapatnya.
"Sumpah gue greget sama cowo kayak lo ya Kenneth!"
Daffa memegang kedua pundak Windy berusaha melunakan kekasihnya.
"Lo marah kan liat Ica deket sama Andrew?! Beberapa hari lalu juga lo sampe jauh-jauh ke London cuma buat susul Ica dan memastikan dia baik-baik aja, menurut lo itu apa? Hah?!"
Wajah Windy memerah karena emosi. Daffa membalikan badan Windy dan memeluknya untuk meredakan emosi Windy.
"Lo paham kan Ken apa yang dimaksud Windy? Kita begini karena peduli sama lo, sebenernya gue dan Windy atau semua tim Delta ngga berhak mencampuri urusan pribadi lo, tapi gue cuma mau lo bisa menyadari diri lo sendiri."
Ken terdiam di tempatnya.
"Kita cuma ngga bisa liat salah satu anggota kita ngga semangat seperti tadi waktu tim Alpha membahas perasaan Andrew ke Ica, kita ngga mau lo marah akan hal yang belum lo mengerti, dan gue harap setelah ini lo bakal menemukan jawabannya."
"Jawaban?" Gumam Ken.
Daffa mengangguk, "jawaban soal hati lo, soal sebenernya seberapa penting Ica buat lo? Seberapa ingin lo bersama Ica, dan seberapa besar sebenarnya perasaan lo ke Ica? Apa hanya sekedar rival atau sebenarnya ada yang lebih dari itu? Bukan hanya sejak kalian bertumbuh dewasa tapi dari awal pertemuan kalian."
Daffa segera berpamitan membawa Windy kembali ke cottage.
Ingatan Ken langsung memutar kejadian awal dirinya pertama kali bertemu dengan Ica. Saat keduanya masih sangat kecil.
Ken kecil, anak yang kesepian karena selalu ditinggal orangtuanya yang terlalu tenggelam dalam pekerjaan seperti mendapat sebuah cahaya baru saat bertemu dengan Ica kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romantizm"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance