Part 44 - Pernyataan Mengejutkan!

4.1K 257 9
                                    

Malam semakin larut, para tim Alpha sudah kembali ke kamar mereka, begitu pula tim Delta.

Tinggalah Ken dan Ica duduk berdua, Ken menahan Ica ketika Ica akan kembali ke kamar.

"Gue ngga yakin lo udah ngantuk setelah hibernasi panjang siang tadi." Ucap Ken sambil memainkan gitarnya.

"Ya iya sih." Ica menatap laut dihadapannya.

"Kalau gitu di sini aja dulu."

Ica hanya terdiam.

Ken menaruh gitarnya tak jauh darinya lalu menatap lekat Ica yang masih menatap ke arah laut.

"Ca."

Ica menoleh ke arah Ken. Mendapati Ken sedang menatapnya dengan tatapan teduh, berbeda dari biasanya, "kenapa?"

"Lo inget ngga waktu pertama kali kita ketemu?"

Ica terkekeh kecil, "gue ngga akan lupa, di pantai ini juga dan lo ngerusakin mainan gue, sumpah lo nyebelin banget waktu itu!"

Ken ikut terkekeh, "dan gue manggil lo cewe hulk."

"Lo jahat banget, asli."

"Ya kayaknya gue salah deh, mana ada hulk yang imut."

Wajah Ica memerah, Ica langsung memanyunkan bibirnya menutupi kegugupannya, "lo-- lo sejak kapan jago menggombal?!"

Ken mengangkat bahunya sekilas.

Ica mendesis sebal lalu kembali menatap laut.

Ken mengikuti arah pandang Ica, "waktu itu gue ngerasa sangat kesepian,"

Ica kembali menatap Ken,

"gue seperti ngga punya siapa-siapa, gue menutup diri karena gue merasa kalau gue berteman, mereka juga akan melupakan gue nantinya seperti orang tua gue, jadi gue pikir sendiri aja cukup."

Ica terhenyak akan pengakuan Ken, terlihat raut wajah sedih Ken meski Ken tidak sedang menatapnya.

"Tapi waktu ketemu sama lo, gue melihat kalau lo berbeda, gue berusaha deket sama lo tapi saat itu gue ngga paham caranya dan malah membuat lo kesal sama gue."

"Gue jadi makin suka gangguin lo asal bisa terus berada di sekitar lo, membuat lo kesal udah jadi alasan pribadi gue buat berada di dekat lo. Gue selalu senang saat guelah alasan setiap kekesalan lo."

"Tapi--" Ken kembali menatap Ica sehingga tatapan mereka bertemu, "sekarang gue merasa bukan hanya itu aja yang gue mau, bukan hanya wajah kesal, gue juga ingin jadi alasan untuk setiap tawa, senyum, bahkan wajah tersipu lo."

"Gue ngga bisa ngeliat lo bisa ketawa karena cowo lain, katakan gue egois, tapi gue ingin bisa jadi alasan kebahagiaan lo juga, berada disamping lo saat sedih dan bahagia lo."

Ica tidak bisa melepas tatapannya dari Ken, bibirnya terasa terkunci, cukup terkejut akan pengakuan Ken yang tiba-tiba seperti ini.

"Gue akui gue baru sadar kalo ternyata lo sangat berarti buat gue Ca, gue baru sadar kalo ternyata gue sayang sama lo melebihi diri gue sendiri, lo yang bisa buat gue tertawa dan kesal sekaligus, lo yang bisa buat gue merasakan berbagai macam perasaan saat hati gue dingin."

Ken meraih tangan Ica dan menggenggamnya erat, wajah dan hati Ica menghangat, "maaf kalau ini terlalu mengejutkan, gue cuma mau jujur karena gue ngga mau menyesal nantinya."

Ica memutuskan tatapan mereka lebih dulu lalu menundukan wajahnya yang sudah memerah.

Ken tersenyum gemas melihat wajah merona Ica yang terlihat manis baginya.

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang