Part 59 - Percaya?

3.1K 185 10
                                    

Ica melangkah ke dapur di tengah acara nonton film yang kedua tanpa pamit, ia tidak ingin mengganggu yang lainnya yang sedang terlihat asik termasuk Windy yang semakin tenggelam dalam cerita horor yang diputar.

"Kok pergi?"

Ica menoleh dan mendapati Risa melangkah mendekatinya.

"Ngga apa." Jawab Ica dengan nada datar.

"Kamu kesel ya?"

Ica mengangkat satu alisnya, "maksudnya?"

Risa tersenyum kecil, "pasti kesel kan karena seharian ini aku berhasil memonopoli Kenneth?"

Ica bingung dengan maksud gadis ini mengatakan hal itu padanya. Ica mendapati ekspresi aneh di wajah Risa.

"Ngaku aja deh, makanya tadi siang aku ajak ngobrol malah cuek, padahal aku udah baik-baik lho, jadinya Ken marah deh, kamu sih dibaikin malah gitu." Lanjut Risa masih dengan senyumannya.

"Maksud lo ngomong gini apa?" Ica sedikit mulai kesal.

"Aku kira memonopoli cowo sedingin Ken itu susah lho ternyata sangat mudah cukup memanfaatkan Mamanya aja."

"Jadi lo––"

Senyum Risa semakin mengembang.
.
.

Semua yang di ruang nonton terkejut mendengar pekikan kesakitan dari dapur. Ken yang lebih dulu melangkah cepat ke sana.

Sedikit terkejut mendapati Risa sedang terduduk di lantai dan Ica berdiri dihadapannya.

"Ica?!" Ken segera menghampiri Risa yang sedang mengusap sikunya yang sedikit memerah.

"Ken, apa aku salah ya ada di sini? Kok kayaknya Ica benci banget sama aku? Tadi aja aku sampai di dorong ke lantai." Adu Risa dengan sorot mata sendu.

Ken langsung menatap Ica setelah membantu Risa berdiri.

Ica menatap kesal pada Risa, saat Ica akan bersuara, Ken segera memotong.

"Kalau lo emang ngga suka cukup bilang aja Ca, jangan main kasar begini, gue tau lo jago bela diri tapi jangan pakai otot lo ke Risa! Dia bukan preman yang bisa lo hajar gitu aja Ca!" Ucap Ken dengan nada dingin.

"KEN!" pekik Windy dengan nada kesal.

"Lo diem aja Win! Ngga usah ikut campur!" Ken menudingkan telunjuknya ke hadapan Windy membuat Daffa langsung menepis tangan Ken.

"Lo jangan main bentak juga ke Windy!"

"Kalau gitu jangan sampe cewe lo ikut campur!" Ken kembali menatap Ica, "gue kecewa lo bisa sekasar ini Ca."

"Jadi lo lebih percaya dia dari pada gue Ken?" Ica menatap tajam Risa yang berdiri di samping Ken memasang wajah takut. "Dasar munafik."

Ica membalikan badannya dan pergi meninggalkan dapur.

"ICA!" Pekik Ken namun tak digubris oleh Ica.

Daffa dan Windy segera menyusul Ica.

Ico dan Daffi bingung harus bagaimana, keduanya percaya pada Ica namun melihat kondisi Risa seperti itu membuat keduanya ragu.

Ken membawa Risa ke ruangan yang mereka pakai untuk menonton dan mengobati siku Risa.

"Ini udah malem Ca, lo mau ke mana?" Tanya Daffa melihat sepupunya sudah membawa tasnya dan akan meninggalkan kamar.

"Percuma gue di sini Fa, percuma!" Ica akan kembali berjalan namun pergelangan tangannya ditahan oleh Daffa,

"Biar gue yang anterin lo."

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang