Windy berjalan lesu ke kantin menghampiri Ica dan yang lain. Tadi seperti biasa Ica lah yang lebih dulu keluar dari kelas setelah menyelesaikan ujiannya. Barulah yang lain menyusul dan Windy terakhir.
"Lesu amat lo."
Windy menatap Daffi lalu yang lainnya, "kayaknya gue ngga pernah akur sama Fisika."
"Lo pernah punya salah kali sama Fisika makanya Fisikanya ngga suka sama lo." Daffi memasang gaya berpikir.
"Emang salah apa gue sama si Fisika?"
"Lo kan ngga pernah suka sama Fisika, makanya Fisika juga ngga pernah suka sama lo." Ujar Ica yang langsung diangguki Daffi.
"Ini kalian bahas Fisika ujian tadi apa Fisika nama orang?" Ken menatap Ica, Daffi dan Windy bergantian dengan wajah bingung.
"Fisika sepupunya si Gi--"
Ico langsung menutup mulut Ica dengan tangannya sebelum Ica melanjutkan ucapannya.
"Jangan sebut nama terlarang itu Ca, lo tau kan dia tuh kayak jin yang kalo disebut namanya langsung muncul tiba-tiba!"
Ica mengangguk lalu melepaskan tangan Ico dari mulutnya, "oke, kita panggil saja dia yang namanya tidak boleh disebut."
Ico mengangguk setuju.
"Dia itu titisan Voldemort kak?" Tanya Jeff.
Ica mengacungkan satu jempolnya ke arah Jeff, "bener banget!"
"Emang maksudnya siapa sih?" Tanya Daffi.
"Gebetan lo Fi," sahut Windy.
"Gebetan gue? Emang kapan gue punya gebetan?"
"Waktu Avatar berhasil mengalahkan negara api!" Lanjut Windy.
"Emang sejak kapan Voldemort punya bisnis online kak?" Tanya Jeff lagi.
"Nih ya Jeff," Windy melipat kedua tangannya diatas meja lalu menatap Jeff, "setelah Harry Potter berhasil mengalahkan Voldemort, keturunan Voldemort akhirnya tidak mau meneruskan profesi sebagai penyihir! Maka selanjutnya mereka memilih profesi yang lebih aman yaitu sebagai pedagang online! Begitulah sejarahnya!"
"Ngaco!" Daffa menarik gemas pipi Windy.
Jeff menatap datar Windy, "cerita kak Windy mungkin bisa menginspirasi JK. Rowling untuk melanjutkan serial Harry Potter dengan judul berbeda."
"Apa tuh Jeff?" Tanya Daffi.
"Penyihir pensiun." Jawab Jeff.
Windy terkekeh, "ide bagus tuh."
Ica ikut terkekeh, "ide Jeff emang super sekali."
"Eh, gue baru ngeh, jadi kalian tuh dari tadi ngomongin si Gi--Awww!! Sakit Ca!" Daffi mengusap puncak kepalanya yang dipukul Ica dengan sendok.
"Udah dibilang jangan disebut namanya!"
"Ya maaf, gue kan baru ngeh, lo ngga tau sih tadi ujian Fisika buat otak gue hampir melepuh!" Sungut Daffi masih mengusap kepalanya.
"Otak lo aja hampir melepuh apalagi otak gue Fi," ujar Windy, "udah menciut ini. Mana belum pasang asuransinya, kan bahaya kalo kenapa-kenapa." Windy menopang dagunya dengan satu tangan.
"Dari pada asuransi," sela Ica, "mending otak lo gue gadai aja sini Win, kan lumayan uangnya."
Windy memanyunkan bibirnya, "enak aja!"
👊👊👊
Ujian terakhir sudah usai, semua siswa akhirnya dapat bernafas lega dan siap menyambut liburan. Namun sebelum masuk hari libur, sekolah Ica akan mengadakan class meeting, acara yang biasa diadakan OSIS menjelang liburan semester.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance