Part 56 - Pangeran Tampan

3.3K 174 2
                                    

Pelajaran sedang kosong, hari yang paling disenangi para murid, 'Hari Rapat Guru.'

Ica dan yang lain bersantai saja di ruang kelas. Meski sedang rapat dan pelajaran dikosongkan, namun para siswa tidak diizinkan pulang sebelum jamnya.

Ken menengadahkan tangannya ke arah Ica yang duduk disampingnya sambil memainkan ponselnya.

Ica menatap bingung Ken, "lo mau uang receh?" Tanya Ica dengan ekspresi polos.

Ken menatap datar pacarnya ini, "lo kira gue lagi ngemis."

"Nah ini maksudnya apaan?"

"Pinjem hp lo."

"Hp lo memangnya kenapa?"

"Pinjem aja dulu."

Tanpa mau berdebat lebih panjang, Ica menyerahkan ponselnya. Ken nampak serius mencari sesuatu di sana.

"Lo nyari apaan sih Ken?"

"Apa nama gue di daftar telpon lo?" Tanya Ken tanpa mengalihkan tatapan pada layar ponsel Ica.

"Ya kayak biasalah, Kenneth."

Ken mengangguk sekilas lalu beberapa detik kemudian mengembalikan ponsel Ica pada pemiliknya.

"Lo memangnya habis ngapain?" Tanya Ica heran.

Ken mengeluarkan ponselnya, tak lama kemudian ponsel Ica berdering.

Ica mengangkat satu alisnya saat melihat ID pemanggil di layar ponselnya.

Pangeran Tampanku calling ...

Ica terkekeh geli membacanya.

"Kok lo malah ketawa?" Tanya Ken sambil mengangkat satu alisnya.

"Ternyata lo narsis juga ya."

Ken langsung menunjukan layar ponselnya. Tawa Ica hilang, wajahnya langsung merona membaca namanya di ponsel Ken.

Ganti Ken terkekeh gemas melihat perubahan ekspresi Ica.

Ken menjawil hidung Ica masih dengan terkekeh, "lo kalo kayak gitu bikin gue tambah gemes tau!"

Wajah Ica malah semakin memerah. Sejak resmi jadian, hampir semua yang Ken lakukan selalu manis di mata Ica dan membuat Ica sering menjadi kepiting rebus.

Banyak hal yang membuat Ica terkejut dari diri Ken, banyak hal yang baru Ica tahu setelah menjadi pacar Ken padahal dirinya sudah sering bertemu Ken sejak mereka kecil. Namun Ken menunjukan semua sisi lain dirinya setelah menjadi lebih dari teman dengan Ica dan Ica bersyukur Ken menunjukan itu semua hanya pada dirinya.

Karena jika bersama gadis lain, Ken hanya akan bersikap biasa saja bahkan terkadang terkesan dingin dan datar.

Bel pulang sekolah berbunyi. Seluruh siswa langsung berhamburan menuju gerbang atau kendaraan yang mereka bawa untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Nonton yuk." Usul Ica saat berjalan berdua Ken di koridor sekolah.

"Ada film bagus?"

Ica mengangguk, "baru cek tadi sih."

"Boleh."

Ica tersenyum sumringah, Ken ikut tersenyum dan mengusap lembut puncak kepala Ica.

"Kenneth!"

Ica dan Ken menoleh ke arah gerbang sekolah, seorang gadis berlari kecil ke arah mereka.

"Ngapain lo di sini?" Tanya Ken dengan nada dingin.

Gadis itu, Risa, tersenyum kecut melihat Ken yang menanggapinya begitu.

"Tadi aku udah bilang ke tante Anya boleh jalan sama Ken kok, mau kan?"

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang