Part 128 - Di Tengah Hutan

2.4K 166 14
                                    

Masih pagi dan suasana desa sudah heboh karena kembali ada satu anak perempuan di desa yang hilang.

Tidak hanya di desa, hal yang sama juga terjadi diantara tim Delta.

Pagi ini tim Delta kehilangan salah satu anggotanya, yaitu Windy.

"Gimana bisa lo ngga tau Windy ke mana Ca? Lo kan yang tidur disebelah dia?!" Daffa terlihat sangat kesal.

"Tapi kenyataannya gue emang ngga tau kapan dia hilang Fa!"

"Udah!" Lerai Ken, "ngga cuma lo yang panik di sini Fa! Kita semua juga sama paniknya, bagaimanapun Windy adalah rekan kita! Jadi emosi begini ngga akan menyelesaikan masalah!"

Daffa mengurut pangkal hidungnya dan memejamkan mata sejenak.

"Kita akan cari Windy pagi ini juga."

"Ken, lo temenin Daffa--"

"Ngga usah! Gue bakal cari Windy sendiri!" Daffa akan beranjak pergi namun pergelangan tangannya dicekal oleh Ica.

"Lo lupa kalo kita ini tim Fa? Gue tau lo cemas soal Windy, tapi inget bukan cuma lo aja yang cemas! Kita semua di sini sama!"

Daffa melepaskan tangan Ica darinya sedikit kasar, "jadi sekarang mau
lo apa?"

"Lo cari bersama Ken, Daffi dan Ico, gue bareng Jeff. Tujuan kita ke hutan, gue yakin Windy ke sana, kita akan berpencar karena hutan itu cukup luas."

"Alat komunikasi udah diperbarui, jadi walaupun di hutan kita tetap bisa saling kontak." Jeff membuka sebuah koper kecil berisi beberapa earpiece. Para tim Delta segera mengambil dan memakainya.

Ica segera membagi lokasi masing-masing untuk mereka datangi.

"Apapun yang kalian temukan, segera kabari, begitu juga lo Fa," Ica menatap Daffa, "jangan pernah merasa ingin menyelesaikannya sendiri!"

"Ya." Jawab singkat Daffa lalu mengajak Ken meninggalkan rumah setelah membawa perlengkapan yang dibutuhkan.

Ico dan Daffi pun beranjak menuju ke hutan.

"Lo lagi apa Jeff?" Tanya Ica melihat Jeff sedang sibuk dengan laptopnya.

"Gue cuma menyiapkan beberapa alat kok kak." Jeff segera mematikan laptopnya kemudian memastikan tidak ada barang bawaan yang tertinggal lalu mengajak Ica untuk pergi.

👊👊👊

"Lo emang cemas sama Windy, tapi ngga seharusnya lo marah ke Ica kayak gitu." Ucap Ken setelah dirinya dan Daffa baru memasuki hutan.

"Apa maksud lo?"

"Coba lo pikir deh, kalo aja yang pagi ini hilang itu Ica dan gue marah ke Windy karena Windy ngga tau Ica hilang, gimana perasaan lo?"

Daffa hanya terdiam.

"Lo tau kan Ica itu udah lama bersahabat sama Windy? Gue yakin cemasnya kalian itu sama, dan Ica ngga mungkin sengaja ngga tau Windy hilang."

"Iya gue paham maksud lo, gue terlalu panik tadi sampai lepas gitu aja," Daffa tersenyum kecil, "padahal waktu lo marah ke Ica dulu, gue belain dia habis-habisan, sekarang malah gue yang marah ke dia."

"Ya udah," Ken merangkul pundak Daffa, "lo bisa selesaikan itu nanti, sekarang kita fokus dulu sama pencarian."

Daffa mengangguk sekilas.

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang