Windy terbangun saat mendengar alarmnya berbunyi cukup nyaring. Tangan kanannya meraba nakas disampingnya lalu mematikan jam wekernya.
Perlahan dirinya turun dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi. Pergelangan kakinya sudah terasa lebih baik dari yang kemarin.
Selesai mandi, Windy segera berganti pakaiannya dengan seragam sekolah. Karena merasa sudah baikan maka ia memutuskan untuk tetap berangkat sekolah.
Aroma yang menggugah selera menyambutnya saat membuka pintu kamar. Perlahan dirinya berjalan menuju ke sumber aroma ini.
Windy sedikit terkejut saat didapatinya Daffa tengah sibuk memasak di dapur. Apron peach yang biasa dipakainya jika berada di dapur, kini sedang melekat di tubuh Daffa.
"Eh, lo udah bangun?" Daffa baru menyadari kehadiran Windy saat Windy sudah berada di sampingnya.
"Kok lo bisa masuk Fa?"
"Semalam kan lo langsung tidur jadi gue bawa aja kunci rumah lo, asisten rumah tangga lo lagi ngga ada memangnya?"
Windy menggeleng sekilas, "mereka lagi izin pulang kampung katanya."
"Jadi lo urus rumah sebesar ini sendirian?"
Windy mengangguk.
Daffa mematikan kompor lalu mengambil dua piring untuk menghidangkan masakannya, "lo duduk aja dulu."
Windy tersenyum dan melangkah menuju meja bar lalu duduk di sana.
Daffa datang membawa dua piring nasi goreng buatannya, ikut duduk di samping Windy.
"Lo yakin mau sekolah?" Tanya Daffa baru sadar kalau Windy sudah rapi.
"Kaki gue udah mendingan kok Fa jadi bisa ke sekolah."
"Ya udah, ini sarapan dulu," Daffa menggeser salah satu piring ke hadapan Windy.
Selesai sarapan, Daffa mengambilkan tas Windy di kamar gadis itu lalu keduanya berangkat ke sekolah.
"Udah sehat lo?" Tanya Ica begitu Windy masuk ke dalam kelas.
"Lumayan lah master." Windy tersenyum sumringah.
"Enak yah pagi-pagi dimasakin koki." goda Daffi.
"Wah koki Daffa pagi-pagi ke rumah Windy buat masakin sarapan?" Tanya Ica.
Windy terkekeh dan mengangguk, "baru kali ini gue cicip masakan Daffa, enak banget."
"Lebay deh." Ucap Daffa dengan nada datar lalu mengajak Windy duduk di kursi mereka.
Jam istirahat, Daffa melarang Windy ke kantin dan meminta Ica menemani di kelas.
"Oke, kalau gitu pesenin gue siomay goreng seporsi!" Pinta Ica, "sama es jeruk!"
"Kalo lo pesen apaan?" Tanya Daffa pada Windy.
"Gue mau samain aja sama master!" Windy tersenyum sumringah.
Daffa mengangguk paham lalu menatap Ken, "lo ikut gue."
"Lha kenapa?" Tanya Ken bingung.
"Lo bawain pesanan cewe lo."
Ken ber-oh-ria lalu menatap Ica, "oke, gue ke kantin dulu ya Ca." Pamit Ken sambil mengusap lembut puncak kepala Ica.
Ica mengangguk dan tersenyum, "oke!"
Ico dan Daffi duduk dihadapan Ica dan Windy setelah Ken dan Daffa pergi.
"Kalian ngga ikutan pesen juga tadi?" Tanya Windy.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance