Part 119 - Jujur Apa Bohong?

2.5K 162 22
                                    

Ica membuka pintu kamarnya saat terdengar suara ketukan dari luar.

"Kenapa Ma?" Tanya Ica begitu melihat Adis di depan kamarnya.

"Kamu udah siap? Ken sudah di bawah Ca."

"Oh iya Ma, sebentar lagi Ica turun."

Adis mengangguk dan tersenyum lalu pergi turun ke lantai satu rumah mereka.

Ica langsung memakai sneakers dan mengambil tasnya kemudian menyusul Mamanya.

Masih jam 7 pagi dan Ken sudah duduk manis di ruang keluarga rumah Ica. Seperti yang mereka bicarakan kemarin, Ken mengajak Ica untuk ikut liburan keluarga besar dari Mamanya. Semalam Ken lah yang meminta izin pada Adis dan langsung disetujui, begitupula dengan Kevan.

"Udah siap?" Tanya Ken setelah Ica tiba di ruang tengah.

Ica mengangguk lalu menatap Mamanya, "Ica berangkat ya Ma."

"Iya, hati-hati yah."

Ken juga ikut pamit pada Adis. Kevan sudah pergi dari pagi ke kantor jadi tidak dapat bertemu, sedangkan Ico masih di dalam selimut menikmati hari pertama liburannya.

Ken membawakan tas punggung Ica yang tidak terlalu besar ke mobil, karena memang rencana hanya menginap dua hari jadi tidak perlu membawa terlalu banyak pakaian. Setelah siap, Ken langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Ica.

"Jadi keluarga lo yang lain udah duluan berangkat?" Tanya Ica.

Ken mengangguk sambil fokus melihat ke depan, "gue bilang mereka duluan aja berangkat, karena gue kan jemput lo dulu dan mereka langsung setuju. Lagian kan gue masih inget jalan ke Vilanya."

"Lo semalam bisa tidur kan?" Tanya Ken.

Ica memalingkan wajahnya ke luar jendela, "mau jawaban jujur apa bohong?"

"Hm, kalo bohongnya apa?"

"Gue nyenyak banget semalem Ken tidurnya, beneran deh sampe rumah langsung tidur gue semalem."

Ken terkekeh lalu mengusap puncak kepala Ica, "yaudah sekarang tidur lagi gih, nanti gue bangunin kalo udah sampe."

Ica menggeleng sekilas, "gue belum ngantuk Ken."

"Oke, kalo udah ngantuk tidur aja."

Ica mengangguk.

Di tengah perjalanan, Ica sempat tertidur sejenak sampai ke tempat tujuan barulah dirinya terbangun.

Ken merapikan beberapa anak rambut dan poni Ica lalu mengajaknya turun dari mobil.

Ica menolak bantuan Ken untuk mengangkat tasnya, "lo sendiri aja udah repot bawa tas mau sok bantuin gue," cibir Ica membuat Ken terkekeh.

"Iya deh tuan putriku." Ken mengerling lalu menggandeng tangan Ica, mengajaknya masuk ke dalam Vila. Ica sempat merona sedikit karena apa yang Ken lakukan dan katakan tadi. Memang, hal kecil yang Ken lakukan sering berimbas cukup besar bagi Ica, dan Ica mengakuinya --pada diri sendiri bukan pada Ken.

"Nah peserta terakhir datang akhirnya." Ucap Cleo, adik dari Mama Ken serta sahabat masa kecil Kevan.

"Kak Ken!"

Ken tersenyum kecil, "hai Manda!"

Gadis bernama Manda berjalan mendekati Ken, "kakak makin tinggi aja."

"Kamu itu yang ngga tinggi tinggi." Ledek Ken. Manda memanyunkan bibirnya lalu menatap Ica.

"Ini siapa?"

"Kenalin, ini kak Ica pacar kakak." Ucap Ken.

Ica tersenyum manis, "hai!"

Manda ikut tersenyum, "pacar kakak cantik!" Senyum kecilnya berubah sumringah lalu menjabat tangan Ica, "nama aku Amanda, salam kenal kak!"

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang