Pagi, hari kedua liburan Ica bersama keluarga dari Mamanya Ken. Usai sarapan, Ken langsung duduk manis di atas sofa di ruang keluarga, bermain PSP yang tadi dipinjamnya dari Zefa.
Di samping Ken, Ica memperhatikan layar PSP seraya bersandar dipundak Ken.
"Ken."
"Hm?"
"Gue mau nanya."
"Tanya aja Ca." Ken menjawab dengan tatapan masih terfokus pada gamenya.
"Kok kayaknya dari kemarin gue ngga ada denger suara kak Ricky yah?"
Ya, Ica baru menyadari kalau sejak kemarin hanya sepupunya Ken yang itu yang tidak menyapanya sama sekali.
Ken mempause sejenak gamenya lalu menoleh pada Ica, "mungkin dia masih sungkan Ca, tapi gue juga jarang banget ketemu sama kak Ricky jadi kurang tau pasti sifat dia gimana." Ken kembali memainkan gamenya selesai menjelaskan.
Suasana Vila nampak sepi, satu jam lalu para orang tua sedang keluar untuk jalan-jalan. Putri, Manda dan Zefa juga pamit sebentar keluar, sedangkan Aldo dan Ricky belum terlihat batang hidungnya setelah sarapan tadi, kemungkinan sedang berada di kamar.
"Lo mau gue buatin minum ngga Ken?"
Ken mengangguk masih dengan PSPnya, "jus jeruk ya Ca."
"Oke." Ica berdiri dari sofa lalu berjalan ke dapur.
Ketika mendekati dapur, samar-samar Ica mendengar suara. Ica yang penasaran langsung mempercepat langkahnya menuju dapur.
"AW!" Ica meringis menahan perih di pergelangan tangannya. Ketika sampai di pintu dapur, bertepatan dengan seseorang akan keluar membawa secangkir kopi panas. Keduanya bertabrakan dan kopi panas didalam cangkir itu sedikit mengenai pergelangan tangan kanan Ica.
Ica sibuk meniup pergelangan tangannya semakin terasa perih. Orang yang menabraknya terlihat panik lalu kembali ke dapur meletakan cangkir dan membawa kain yang baru saja dibasahi air dan segera menghampiri Ica untuk membersihkan cairan kopi yang masih berada di tangan Ica.
"Ca, lo kenapa?!" Ken tiba-tiba muncul dengan wajah cemasnya. Pekikan Ica tadi sampai ke tempatnya karena jarak dapur dan sofa yang diduduki Ken tidak terlalu jauh.
"Kenapa kak Ricky?" Ken bertanya pada orang yang tadi menabrak Ica dan sekarang sedang membersihkan tangan Ica, Ricky.
"Tadi ngga sengaja tabrakan, kopi gue kena ke tangan Ica."
Ken menatap pergelangan tangan Ica yang terlihat memerah karena terkena air panas.
"Tolong ambilin kotak obat di kamar gue Ken."
Ken mengangguk kemudian berlari ke kamar yang ditempati Ricky dan Aldo.
Ricky menuntun Ica duduk di ruang makan yang berada di sebelah dapur. Masih memegang pergelangan tangan Ica, Ricky berlutut dihadapan Ica, membantu meredakan perih yang Ica rasakan dengan meniupnya perlahan.
"Maaf kak, tadi aku ngga sengaja." Cicit Ica.
Ricky tersenyum kecil menatap Ica, "ngga papa, gue juga salah kok." Lalu melanjutkan meniup pergelangan tangan Ica.
Ica menangkap noda kopi yang juga mengenai bagian bawah kaos Ricky, "kak itu." Ica menunjuk dengan tangan kirinya.
Ricky menoleh sebentar ke arah yang Ica tunjuk, "ngga papa, cuma kotor sedikit yang penting tanganmu diobatin dulu."
"Nanti Ica aja yang bersihin kak."
Ricky menggeleng sekilas, "ngga perlu, tanganmu justru jangan kena air dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance