"Lo mau ke mana?" Daffa menahan pergelangan tangan Windy yang akan pergi.
"Gue harus ketemu Master!"
"Ada apa?" Tiba-tiba suara Ica terdengar lewat earpiece. Windy lupa kalau mereka masih saling terhubung melalui alat komunikasi.
"Ada jin Master!" Sahut Windy dengan berbisik.
"Hei, jin apa?!" Daffi ikut masuk dalam obrolan.
Ica yang mengerti maksud Windy sedikit panik lalu mematikan sebentar earpiecenya dan berjalan ke arah Ken.
"Gue pinjem kacamata hitam lo tadi."
Ken menatap Ica dengan alis satu terangkat. "Untuk apa?"
"Menyamarlah!" Pekik Ica dengan berbisik.
Ken merogoh saku tuxedonya di bagian dalam dan langsung memberikan kacamata hitamnya pada Ica tanpa bertanya lebih banyak.
Ica kembali ke tempat semula setelah memakai kacamata Ken dan menyalakan kembali earpiecenya.
"Tenanglah Swan, tetap waspada saja." Ucap Ica.
Kenapa dia bisa di sini sih? Apa orangtuanya ikut pertemuan ini juga? Jangan sampai dia mengenal gue dan yang lain!
"Kalian membicarakan siapa? Apa ada bahaya lain di sini?!" Tanya Andrew.
"Tidak apa, hanya masalahku, kita tetap fokus pada misi." Jawab Ica.
"Oke, berhati-hatilah."
"Yup!"
Tidak ada lagi yang melakukan komunikasi untuk saat ini. Semua kembali ke tugas masing-masing.
Ica berjalan menjauhi Ken untuk mengawasi dari sisi lain. Edward dan lainnya masih fokus dengan penyamaran mereka sambil memperhatikan sekeliling.
"Sejauh ini belum ada pergerakan mencurigakan." Ucap Daffa.
Ica menatap arloji di pergelangan tangannya. Sudah pukul 8 malam namun Phyton belum juga terlihat bergerak.
"Aku akan berjalan di sekitar, kalian tetap waspada." Ucap Ica.
"Apa semua tamu berada di ruangan ini?" Tanya Ken.
"Menurut data semua sudah berkumpul di sini." Sahut Jeff.
"Ada yang meninggalkan ruangan, akan kuikuti." Ucap Windy.
Daffa akan mengikuti namun dicegah oleh Windy.
"Lo ngga perlu ikut, gue hanya memastikan siapa dia."
"Oke, hati-hati."
"Take care Swan!" Bisik Ico di earpiece.
"Oke!"
Ica melihat Windy keluar dari ruangan mengikuti seorang pria seperti yang dilaporkan Windy. Ica yakin muridnya bisa menjaga diri.
Mata Ica menangkap kegiatan mencurigakan lainnya saat berkeliling. Dua orang pria dengan baju serba hitam sedang berbicara serius di tengah kerumunan pebisnis lain.
Beberapa detik kemudian, salah satu pria meninggalkan ruangan ke arah pintu keluar menuju bagian haluan kapal. Pria yang kedua juga mengikuti setelah pria pertama menghilang.
"Aku juga akan mengikuti pria ini." Ucap Ica lewat earpiece.
Semua yang mendengar Ica mengatakan agar Ica juga berhati-hati.
Angin malam menyambutnya ketika Ica berhasil keluar. Lautnya cukup tenang. Terlihat tak jauh dari tempatnya kedua pria tadi kembali mengobrol. Ica bersembunyi tak jauh dari mereka untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan setelah mematikan earpiece miliknya agar dapat fokus karena timnya sedang berkomunikasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance