ACARA PEMILIHAN KETUA DAN WAKIL OSIS BARU
Ica memandang spanduk besar yang terpasang di ruang auditorium sekolahnya.
"Akhirnya, tiba juga." Ica berjalan malas ke belakang panggung untuk berkumpul dengan kandidat lainnya. Satu jam lagi ruangan akan penuh dengan seluruh siswa sekolahnya.
"Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah serta wakil, yang terhormat para dewan guru serta staff dan yang terkasih para teman-teman siswa SMA Cendrawasih, saya ucapkan selamat datang di acara pemilihan Ketua dan Wakil OSIS yang baru."
Semua yang hadir di ruangan bertepuk tangan. Hari ini memang sengaja dikosongkan jam pelajaran seluruh kelas untuk menghadiri acara ini.
"Saya selaku Ketua OSIS yang masih menjabat mempersilahkan kepada seluruh kandidat calon pengurus yang baru untuk naik ke panggung."
Dari belakang panggung, seluruh kandidat satu persatu masuk dan berjajar rapi. Seluruhnya ada 6 calon.
"Para calon kandidat dipersilahkan untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu."
Tama memberikan microfon dari calon kandidat yang terdekat dari tempatnya berdiri.
Tepuk tangan terdengar setiap mic berpindah tangan.
"Terima kasih kepada para kandidat, setelah ini akan ada sesi penyampaian visi dan misi para calon, namun sebelumnya sambil mereka mempersiapkan pidato mereka, kita akan mendengar persembahan lagu dari salah satu band di sekolah kita."
Ica dan yang lain kembali ke belakang panggung.
"Jangan gugup." Hibur Ico yang sengaja berada di belakang panggung untuk menyemangati Ica. Ica hanya mengangguk, dirinya tidak gugup hanya takut mempermalukan dirinya sendiri.
Usai acara pidato, masuk ke acara pemilihan. Ica nampak tegang saat kepala sekolah dan dewan guru melakukan perhitungan suara.
Namun Ken terlihat tenang di samping Ica berdiri.
"Semoga nih anak aja yang jadi ketua deh, gue dapet suara paling dikit, iklas gue iklas! Suer deh!" Batin Ica.
"Baiklah perhitungan suara sudah selesai dilakukan, dan ditangan saya ada dua nama yang menjadi ketua dan wakil OSIS selanjutnya."
Ica semakin tegang ditempatnya.
"Ngga usah nervous gitu kali." Bisik Ken menyindir membuat Ica meliriknya kesal.
"Dan inilah dia nama Ketua OSIS SMA Cendrawasih yang baru, dia adalah--"
"ANGELICA WIJAYA!"
"HEEEEHHHHH?!" pekik Ica tiba-tiba mendengar namanya dipanggil.
"Ngga, ngga mungkin, pasti salah kan?! Iya pasti!"
Ica berjalan mendekati Tama lalu mengambil secarik kertas di tangan Tama.
"Eh Ca?!"
Dan benar namanya lah yang tertulis di sana. Ica menatap horor seisi ruang auditorium yang juga menatapnya dengan tatapan mengucapkan selamat.
"Doa gue ngga manjur."
"Wakilnya siapa?!" Tanya Ica kemudian.
"Ah ya wakilnya adalah Kenneth Adhitama!"
Mata Ica membulat sempurna, kini tatapan horornya beralih pada Ken yang sudah memasang seringaiannya.
"Matilah gue!"
.
.Ica bangun di UKS sekolah, kepalanya sedikit pusing.
"Segitu syoknya lo menang sampai pingsan di belakang panggung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Roman d'amour"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance