Part 75 - Beda Sendiri

2.9K 174 7
                                    

Ica bangun pagi-pagi sekali lalu segera melakukan ritualnya seperti biasa. Hari ini acara pengumpulan dana untuk bakti sosial sekolahnya dimulai.

Selesai mandi Ica segera memakai kaos hitam lengan pendek yang sedikit kebesaran dibadannya dan celana sependek 5 senti diatas lutut yang biasa ia pakai jika main basket.

Saat keluar kamar, Ico juga baru saja akan turun ke lantai 1 rumah mereka dengan kaos biru dongker dan celana denim panjangnya.

Ica segera menyusul Ico setelah memakai sneakersnya.

"Pagi Ma." Ica mencium pipi sang Mama yang tengah sibuk menyiapkan sarapan.

"Pagi banget udah siap sayang?" Tanya Adis.

Ica mengangguk, "iya ma, Ica masih banyak yang harus disiapin di sekolah jadi harus datang lebih pagi."

"Sarapan dulu sayang," Adis mengajak Ica ke ruang makan dan menyiapkan sarapan untuk kedua anaknya.

Ico sudah lebih dulu duduk di ruang makan sambil sibuk dengan ponselnya.

"Papa mana ma?" Tanya Ica setelah duduk di samping Ico.

"Papa lagi mandi, kalian sarapan duluan aja." Adis mengambil beberapa tangkup roti untuk disiapkan sebagai sarapan Ica dan Ico.

Kevan baru muncul setelah anak kembarnya selesai sarapan dan akan berpamitan.

"Lho udah mau berangkat? Cepet banget," tanya Kevan.

"Ini Ica kan ketua OSIS Pa, jadi harus datang lebih cepat," jawab Ico yang langsung diangguki Ica.

"Oke, hati-hati kalian." Pesan Kevan.

"Iya Pa." Ica dan Ico berpamitan lalu mencium kedua pipi orang tuanya kemudian berangkat ke sekolah mereka.

Sesampainya di sekolah, Ica langsung mendahului Ico ke kelasnya. Sudah terlihat beberapa siswa yang hadir untuk merapikan dekorasi.

"Lho Ca, kok lo belum pake kostumnya?" Tanya Dino. Ica menatap seluruh siswa yang sudah datang di kelasnya, semua sudah mengenakan kostum mereka.

"Bentar lagi deh gue gantinya," sahut Ica.

Sepuluh menit kemudian Windy, Daffa dan Daffi sudah tiba di kelas bersamaan dengan Ken. Mereka juga sudah memakai kostum yang dipilihkan.

Tema kostum mereka adalah maid dengan warna manis. Yang perempuan memakai dress berlengan pendek dengan bawahan sedikit mengembang berwarna pink pastel dan beberapa renda putih sebagai pemanis. Panjang dress dua senti diatas lutut, serta bandana berwarna senada bercorak polkadot dengan simpul pita.

Sedangkan yang laki-laki memakai kemeja putih dengan tuxedo hitam dan dasi kupu-kupu berwarna senada.

Ica mengembungkan pipinya dan mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa kostum gue beda sendiri?!" Protesnya pada seisi kelas.

Dino menatap Ica dengan cengiran, ia berjalan mendekati Ica sambil mengusap tengkuknya.

"Sebenernya ada sedikit kesalahan, waktu pesan ternyata untuk yang cewe kurang 1 kostum tapi pihak penyewanya mengusulkan kostum berbeda dan gue langsung setuju waktu liat kostumnya." Terang Dino.

"Dan lo kasih kostum itu ke gue?"

Dino mengangguk ragu, "maaf Ca, gue juga ngga tau kalau bakal kayak gini, ngga apa kan? Gue terima karena gue ngerasa itu cocok banget kalo lo yang pake." Dino memberikan wajah menyesalnya membuat Ica sedikit tidak enak.

"Emang kostumnya gimana sih?" Tanya Windy.

Ica mengambil bungkusan plastik yang dibawanya, "okelah gue ganti dulu."

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang