Satu hari setelah malam di mana ketiga agen rahasia--Ica, Ken dan Cosmo mengikuti dua pria mencurigakan, kini ketiganya berkumpul di ruangan Thomas setelah Ica dan Ken pulang sekolah.
"Aku sudah mendapatkan lebih banyak info." Ucap Thomas sambil menatap layar laptopnya yang menyala.
"Bos mereka masih memiliki hubungan dengan salah satu tersangka yang berhasil kita tangkap saat di kapal pesiar tempo lalu."
Ica langsung teringat akan misi mereka yang membuat dirinya harus tenggelam di tengah lautan.
"Ada yang mengatakan bahwa saat ini orang tersebut sedang bekerja menjadi salah satu karyawan di sebuah perusahaan yang hadir di pertemuan di kapal pesiar itu, dan sekarang aku akan menjelaskan misi untuk kalian."
.
.Ken nampak murung saja sejak meninggalkan markas beberapa menit lalu. Ica paham benar penyebab keterdiaman Ken.
Thomas memberikan misi penyamaran pada Ica untuk menjadi karyawan salah satu divisi di perusahaan itu, Ken serta Edward bertugas untuk memantau dan menerima informasi Ica.
Yang membuat Ken tidak terima adalah dirinya tidak ingin Ica sendiri yang berada didekat musuh, Ken ingin menggantikan Ica namun ditolak oleh Thomas.
"Sudah kukatakan untuk tidak mencampuri urusan pribadi dan pekerjaan, jadi keputusan saya tidak bisa diganggu."
Ken langsung diam tidak berkomentar hingga saat ini.
"Hei Ken, masih mau diem terus?"
Ken tidak menyahut.
"Yaudah gue juga diem kalau gitu, jangan nyapa gue pokoknya sampai besok."
Terdengar desahan nafas berat Ken.
"Sorry, gue cuma cemas Ca."
Ica tersenyum kecil dan mengusap lembut lengan Ken, "kan lo tetep bisa jaga gue Ken dari jauh, lo ngga percaya ya kalau gue kuat? Wah gue tersinggung!" Ica mencebikan bibirnya membuat Ken terkekeh gemas.
"Iya gue percaya kok."
"Nah kalau gitu jangan terlalu takut dong, percaya kalau semua bakal baik-baik aja karena gue tau lo selalu bisa jaga gue kok Ken."
Ken tersenyum mengangguk lalu mengusap puncak kepala Ica.
.
.Esoknya, Ken dan Edward mengantar Ica ke kantor yang ditunjukan Thomas.
"Kamu siap?" Tanya Edward setelah memarkirkan mobilnya tak jauh dari gedung kantor.
Ica mengangguk, "selalu siap!"
"Kalau ada apa-apa segera lapor." Timpal Ken.
Ica kembali mengangguk, "tenang aja, gue percaya sama kalian." Ica turun dari mobil dan melangkah setelah merapikan blazer hitamnya.
"Dia itu cewe yang kuat, jadi lo ngga perlu terlalu takut." Hibur Edward.
"Gue tau," sahut Ken sambil menatap ke arah Ica yang terus berjalan menjauh, "tapi sekuat apapun Ica, dia tetap seorang cewe."
Edward terkekeh pelan, "aku paham, tapi begitulah resiko seorang agen rahasia."
Dengan berat hati, Ken membenarkan ucapan Edward, ini resiko mereka bekerja sebagai seorang mata-mata, penuh dengan resiko yang paling parahnya bisa melayangkan nyawa mereka.
Namun Ken tetap ingin selalu memastikan Ica baik-baik saja disampingnya.
"Jangan kebanyakan melamun," Edward menyentuh pundak Ken membuat Ken sedikit terkejut, "fokus sama misinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance