Ada Rahasia Kecil

172 29 1
                                    

Dunia tak lagi warna-warni kala hati tak bertemu hatimu

Pagi tak lagi berembun kala hati tak bertemu parasmu

Siang tak lagi terik kala hati tak bertemu ragamu

Senja tak lagi oranye kala hati tak bertemu jiwamu

Ten, malam tak lagi menjadi malam yang gelap;

kala kerinduan ini tak tersampaikan kepadamu

Berahiku menguap

Afeksiku meledak

Harus dengan cara apa aku menghentikan semua ini?

Lekaslah engkau bertanggung jawab

Kapalku butuh hatimu untuk berlabuh;

juga jangkar cintamu untuk mengikatnya

Jadi, jangan buat aku menunggu terlalu lama

Menunggu di atas awan merah jambu

Menunggu sosok kelam yang menjadi warna mahkotamu

Menunggu kilauan sapphire yang menghantui di tiap tidurku

Ten, sosokmu terlalu membuai jagat

Terkadang juga membuatku sekarat

Namun cinta ini aku yakin tak akan berkarat

Karena cintaku akan menyiramimu bagai hujan yang lebat

Taeyong melipat kertas bertuliskan puisi itu serapi mungkin, dan pelan-pelan mengecupnya beberapa kali agar kertas tidak basah karena saliva. Kemudian, ia menyelipkannya di antara lembar halaman sebuah buku. Dengan penuh percaya diri, ia berjalan ke arah sosok lelaki yang tengah duduk di sebuah meja. Karena ruangan sedang sepi, langkah sepatu Taeyong cukup menggema hingga membuat lelaki berambut hitam itu menatapnya penuh tanda tanya.

"Mr. Lee ?"

Cepat-cepat Taeyong menyodorkan sebuah buku dengan sampul berwarna hitam, "Ini buku yang kemarin saya pinjam dari Anda, Mr. Ten."

Ten lee—nama lengkap lelaki itu—mengangguk sambil tersenyum; menampilkan giginya yang putih bagaikan mutiara, dan menerima buku tersebut dari tangan Taeyong.

"Terima kasih. Aku harap kamu menyukainya."

"Tentu—dan saya menyukai Anda."

Kedua pipi putih Ten tiba-tiba merona. Ia tak mengerti kenapa tanpa basa-basi Taeyong berucap demikian. Karena satu hal yang ia tahu, Taeyong ialah seorang mahasiswa yang rajin mengikuti kelasnya. Tanpa ia sadari, mungkin Ten sudah melepas feromon, dan membuatnya jatuh cinta begitu saja.

Taeyong berdeham sekali dan mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah Ten. Ia pun berbisik, "Saya ada rahasia kecil di dalam buku itu."




Limerence - TaetenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang