Taeyong dan Ten tidak selalu baik-baik saja. Ada kala keduanya saling melayangkan argumen-argumen perdebatan. Tapi kali ini, Taeyong tahu dia kelewatan.
Menyinggung masa lalu dan menariknya menjadi bahasan masa kini bukanlah hal yang Ten sukai. Bagi sang kekasih perbedaan itu haruslah diberi batasan. Namun suatu malam di akhir pekan, Taeyong meretakkan kepercayaan Ten karena arogansi yang begitu menguasainya. Dan sejak saat itu keduanya tidak saling bicara.
Konser pagi burung-burung tidak semerdu biasanya. Terik matahari menghangatkan alih-alih membakar. Taeyong tidak lagi merasakan kenyamanan yang sama tanpa Ten. Jadi dengan penuh kepercayaan diri, ia bertatap muka dengan sang kekasih dan menyingkirkan gengsinya.
“lelaki keren tahu caranya minta maaf.”
