A Philosopher

278 41 11
                                    

INTJ

Dia adalah melankolis, makin diperparah dengan karakter AB positif. Terlihat jelas dari kerutan samar di seputar alis mata menandakan yang bersangkutan pernah mengalami penuaan dini sebelum waktunya.

Diindikasikan hemat senyuman, apalagi tertawa. Anti sosial? Sudah pasti. Warna favoritnya hitam, jangan ditanya lagi. Kepribadiannya pasti keras permanen seperti batu karang, namun tidak dipungkiri ada sisi kerapuhan enigmatis di baliknya yang terselip rapi.

Pintar, cerdik, sadis—kelihatan dari pendar tajam matanya. Intuisinya tergolong kuat dan memancarkan radar di mana-mana. Sepintas bisa saja berbahaya. Namun selama bibir tipis itu masih terkunci rapat dan otot-ototnya tak berkontraksi, masyarakat luas mungkin bisa aman.

Kabut hitam statis nampak menggenang di bawah bola mata—sehingga dapat dipastikan yang bersangkutan adalah tukang begadang. Kulit pucat dan kusam—pastinya jarang keluar rumah, barangkali hanya sebulan sekali itupun untuk membeli sabun mandi. Dipastikan anti radiasi matahari.

Dan, introvert parah. Sudah tak bisa ditanggulangi lagi.

"Apa yang kau lakukan di sini bocah ?" Sungai-sungai urat di keningnya berkedut.

Suara datar dan statis, mengandung frekuensi bentakan dan intimidasi. Terbukti jarang berkomunikasi. Buktinya ada orang yang berdiri di depan pintu malah tidak dipersilahkan masuk.

Granit jelaga akhrinya bertemu zamrud membara.

"Kau dengar tidak? Aku sedang bertanya padamu, brengsek."

"Ah, iya, Ibuku mengirimkan ini."

Sifatnya tak mudah percaya; dia harus mengamati bungkusan berisi daging ham ini selama lima detik dan mengalkukasi apa saja kemungkinan yang terjadi jika ia menerimanya. Bukan tipe orang yang mudah membiarkan sesuatu masuk ke teritorialnya. Hasilnya sudah tertebak. Dan sedetik kemudian jawabannya sesuai dengan perkiraan.

"Tidak, terima kasih. Persediaan makananku masih cukup untuk sebulan."

Penolakan ke seratus kali.

Dia adalah orang INTJ. Orang yang dilahirkan ke dunia dengan anugerah batin untuk menciptakan ide, perspektif langka dan perencanaan strategis di mesin otak mereka. Sangat menghargai intelektualitas, ilmu pengetahuan, dan kompetensi. Rasianolis tingkat tinggi dan menjunjung pandangan skeptis.

Persentasi manusia langka yang hanya tersedia 1,4 persen di muka bumi—yang sayangnya selalu luput oleh radar para pengamat. Bukan kepribadian yang pandai menyalurkan emosi—yang tandanya adalah bukan tergolong manusia bermuka dua. Kehidupannya mungkin terlihat berantakan, namun kamarnya selalu rapi. Penampilannya mungkin tak sedap di pandang, tapi tutur katanya selalu tinggi. Dia adalah subjek minor yang justru keberadaannya menarik untuk diobservasi.

Dia memang tak memiliki nama keluarga di belakang namanya, tapi orang satu penginapannya selalu kompak memanggilnya—

"Ibuku memaksa, Taeyong hyung"

Oh, tidak. Salah jalan.

Dengusan napas berat. "Aku tak pernah meminta."

Bahkan sebelum rahang ini terbuka untuk membuka suara, untuk ke-enam puluh satu kalinya pintu kamar 405 yang hanya terbuka seminggu sekali itu kembali terbanting di depan mata.

JUDGING

"Dia menolak lagi, Bu."

Kantung plastik bertitik-titik air akibat embun daging ham yang membeku semalaman mulai turun membanjiri meja makan. Lumet akibat suasana musim panas. Seandainya dia bisa menyerap energi dingin yang menyelimuti orang-orang di sekitarnya, mungkin makanan itu bisa bertahan beberapa jam ke depan.

Limerence - TaetenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang