Senja Di Kaki Pelangi

224 38 5
                                    

Hujan jatuh di lubuk gulita malam

Desau angin menikamku parang

Terkenang senyum semenawan rembulan

Di hangat sore yang beraroma laut dan cat minyak

.

Kita menangkap senja hari itu

Saat pelangi melukis di cakrawala biru

Hujan usai merinai

Di celah mega, surya mengintai

.

Kaubilang ini dia kekasihku

Semesta yang menggulung segara ilham

dan menabur pancarona

Seratus dua puluh detik seharga kuasa

Diamlah dan nikmati parade buana

.

Aku takjub menatap sapuan kuasmu di kanvas hitam,

laksana debur ombak menerjang karang

.

Mentari ditelan osean

Camar berarak melintasi horizon

Biru menggeser terang,

menembus benda dan layang

Hangat lembayung,

menyusup ke degup jantung

.

Warna-warni diserap gelap samudera

Orion berkelip di ujung tanduk rusa

.

Riang berbinar di matamu

Kekasihku tertangkap sudah, katamu

Seratus dua puluh detik ia bertandang

Kautunjuk kanvasmu yang menyala terang

Dan kulihat bintang bersinar di pelupukmu

.

Andai kautahu kecamuk pikiranku

Gemerlap seratus dua puluh detik itu

Bukan tandingan bagi keajaiban seindah dirimu

Andai berani buang sifat pengecutku

.

Hujan jatuh di lubuk gulita malam

Desau angin menikamku parang

Aku terlempar dalam kamar kesepian

Aku bergelung selimut kepedihan

.

Kulihat bayangmu di langit-langit muram

Dan punggungmu yang ditelan petang

Umpama senja di kaki pelangi

Kau tinggalkan aku seorang diri

Kaulempar cinta dalam retakan hati

.

Hujan jatuh di lubuk gulita malam

Desau angin menikamku parang

Aku terlempar dalam kamar kesepian

Aku bergelung selimut kepedihan

.

Kulihat bayangmu di langit-langit muram

Teringat kau sang penggenggam

hatiku yang remuk redam

oleh cinta yang terlalu banyak mengeram

Limerence - TaetenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang