🌀M-Preg
''Ten !" Taeyong terkekeh,'' Ten, pelan-pelan!"
"Seharusnya kau lebih cepat hyung?" Balasnya. Dia berhenti di tempatnya dan menyilangkan tangannya,
"Bagaimana bisa jika kau menutup mataku seperti ini ?," Taeyong bisa merasakan lingkaran kain di sekeliling mata nya.
''Tapi hyung, ku kira kau menyukainya ketika aku menutup mata mu?" Tanya Ten.
Taeyong tersipu dan menggosok bagian belakang lehernya, "Yah, ya, aku — tunggu, did you gonna give me sexy surprise ?" Tanya Taeyong mencoba menggoda Ten.
"Oh, ayolah!"
Taeyong terkekeh dan menariknya untuk berhenti. Bisa ia dengar pintu berderit terbuka dan ketika Taeyong akhirnya membuka penutup matanya, dia mendapati dirinya di sebuah ruangan. Dia melihat sekeliling, memperhatikan penampilan ruangan tersebut yang berdebu. Seperti Tidak ada yang menggunakan kamar khusus ini dalam waktu yang lama.
"Ah ... ini kamar," Ten mulai gugup untuk melanjutkan ucapan nya.
Taeyong melangkah pergi, menyentuhkan jarinya ke kursi goyang dan mengambil sedikit debu, "Ya, ini kamar tua. Tidak ada seorang pun di sini untuk sementara waktu. Ini sangat berdebu "
Ten hanya memutar matanya," lihat kedalam lemari itu hyung, "perintahnya. Taeyong mengikuti ke mana Ten menunjuk dan mulai membuka pintu.
"Aku hanya berpikir ini salah satu dari lemari pakaianmu, ini keseluruhan ..." Suara Taeyong tercekat di tenggorokannya. Ten berdiri di sana, menggantung sepasang sepatu bot yang sangat kecil, sangat kuning. Senyum membentang di wajahnya saat dia melihat reaksinya. Kebingungan. Pengakuan. Seringai kecil. Senyum yang bahkan lebih lebar.
"Bukankah ini sepatu anak kecil ?"
"Aku hamil," jawab Ten dengan lembut. Taeyong bergerak cepat ke arahnya dan memeluknya.
"Kita akan punya bayi?" Tanyanya, suaranya meninggi dengan gembira. Ten mengangguk dengan penuh semangat, menempatkan tangannya di pundak Taeyong saat dia mengangkat dan memutar tubuhnya. Taeyong tertawa dan dia menyeringai padanya, air mata mengalir di matanya.
Taeyong tidak menurunkannya, dia terus mendekap Ten di dada nya dan tersenyum pada nya.
''Aku bahagia. Aku tidak hanya bahagia — aku senang, aku sangat gembira! "Taeyong berhenti dan menatap jauh ke dalam manik mata Ten, senyumnya melembut,
"Tennie, aku jatuh cinta. Denganmu, dengan bayi kita. Seluruh duniaku telah berubah warna — seluruh hatiku begitu penuh sekarang, aku hanya ... ” Taeyong membungkuk dan menciumnya dengan cukup dalam. "Aku mencintaimu," Taeyong menggosok hidung mereka bersama-sama dan meletakkan dahinya diatas milik Ten,
"Aku mencintaimu dan aku mencintai bayi kita." Ten tertawa dan mencium bibirnya sebagai balasan, "Aku juga mencintaimu, hyung."
