Warning : Rated M
Seperti apa rasanya selingkuh ? Taeyong dan Ten tahu jawabannya.
''Taeyong hyung…"
Suara Ten menggema, memenuhi ruangan. Dengan gemulai, ia merangkak dan duduk di pangkuan Taeyong, kedua kaki melilit perut si pria Lee. Tubuhnya yang telanjang dialiri peluh. Sepasang mata oniks bulat menatap oniks yang satunya. Tatapan polos, menggoda. Ten menggigit bibir, tangannya melingkari leher Taeyong.
"Aku memiliki kekasih baru."
Taeyong tak bereaksi saat mendengar penuturan itu dari Ten. Pria itu diam dan kembali menghisap rokok. Ten tersenyum lebar, senyum yang membuat kedua matanya lenyap. Taeyong tidak menyukai senyum itu. Palsu dan munafik. Embusan partikel beracun menguar dari bibirnya, bertebaran di wajah lelaki didepannya.
"Begitukah?" tanyanya dengan tatapan malas.
Ten masih tersenyum saat mengangguk.
"Dia straight."
"Oh, betapa kasihan dirimu. Kau selalu bertemu lelaki straight,"
"Tapi dia mencintaiku." Senyum Ten hilang saat ia mempertemukan kedua bibir dalam ciuman lembut. Ten mengakhiri lebih cepat, bibirnya yang merah merayap ke telinga Taeyong, berbisik pelan. "Kau tentu tahu keahlianku. Dia tergoda dan masuk perangkap. Lugu sekali."
"Heh. Kau memang penggoda ulung."
Bicara soal posisi, Ten mulai menyadari niatnya semula. "Hey, aku ingin bermain agresif malam ini."
Taeyong mematikan rokok. "Yeah, terserah."
Ten memposisikan bokongnya. Dia turun sedikit demi sedikit. Taeyong tak banyak bergerak. Pria itu hanya duduk diam, memandang, membiarkan si lelaki itu berusaha memuaskan hasratnya sendiri. Di wajah Ten mulai tercetak ringisan kecil, bibir mungilnya mengaduh saat berhasil memasukkan semuanya.
Dia belum bergerak, menunggu membiasakan diri. Di saat menunggu itulah, Taeyong menarik tengkuk Ten agar mendekat hingga kedua bibir mereka bertabrakan dalam lumatan kasar. Lelaki yang lebih muda melenguh panjang. Tak lama, dia mulai menggerakkan bokongnya. Naik turun. Ciuman terlepas. Ten melantunkan desah dari mulutnya yang sedikit terbuka.
Taeyong tidak tahu, apa yang sebenarnya dia lakukan—atau bahkan si lelaki itu lakukan, sekarang. Keduanya tak ubah kucing jantan dan betina yang berhubungan seksual tanpa tahu situasi serta tempat. Taeyong tidak sendiri. Dia memiliki kekasih—kekasih yang cantik seperti dewi. Dan kini, Ten pun sudah memiliki orang lain yang bisa memuaskan hasratnya selain dia.
Kenapa mereka masih seperti hewan?
Gerakan Ten semakin liar seiring dengan desahannya yang menguat dan nyaring. Taeyong tidak ingin keluar lebih dulu, maka dia memancing percakapan.
"Seperti apa kekasihmu itu?"
Ten berhenti sejenak, napasnya memburu. Kepala lelaki itu bersandar pada bahu pria raven. Taeyong tidak tahu wajah seperti apakah yang ditunjukkan Ten.
"Dia … dia sangat lugu. Aku nyaris tak percaya saat dia berkata bahwa akulah pengalaman pertamanya dalam bercinta. Dia payah kalau menyangkut urusan seksual tapi hebat kalau berurusan dengan dapur. Dia seorang koki, dua tahun lebih muda dariku." Ten menjelaskan, lalu kembali bergerak, kali ini lambat.
"Kau menyukainya?"
"Ah!—Y-Yeah."
"Siapa nama lelaki tak beruntung itu?"
Ten kepayahan. "Jaehyun. Jung Jaehyun."
Saat Taeyong memainkan bagian dada Ten, lelaki itu akhirnya keluar. Taeyong mengubah posisi, dia membaringkan Ten dan menggerakkan tubuhnya untuk pertama kali. Lelaki di bawahnya mendesah-desah dengan mata terpejam, Taeyong merekam ekspresi itu dalam ingatannya. Kedua tangan Ten mencengkram seprai. Wajahnya tertimpa sinar bulan yang diam-diam mengintip lewat jendela.
