If I did anything right in my life, it was when I gave my heart to you.
Ten Lee menarik nafasnya dengan sangat panjang, berusaha menahan insting binatangnya agar tidak merencanakan pembunuhan kepada kekasihnya. Kekasihnya yang berlebihan, datang dalam kondisi sangat mabuk sehingga Taeyong tidak bisa mengenal Ten. Si keras kepala kesayangan nya.
Taeyong melangkahkan kakinya dengan limbung menuju konter dapur, dan dengan kondisi setengah sadar—dia mengambil apapun yang ditemukannya di dalam lemari pendingin, membuat semua minuman dan krim pudding yang berada didalam sana jatuh berserakan mengotori seluruh lantai marmer dan kemeja putih Taeyong.
“Oh tidak, seseorang pasti akan membunuhku jika aku pulang dalam kondisi seperti ini. Apa aku harus menghubungi komisi perlindungan pria, dan sampaikan kepada mereka bahwa Lee Taeyong membutuhkan perlindungan dari monster dirumahnya ?”
Taeyong benar-benar mabuk, sehingga dia tidak menyadari bahwa dia sudah berada di rumah—dan monster itu telah menatapnya dengan sadis.
Taeyong pasti akan menyesali semua ini, ketika dia tersadar dari mabuknya.Kekasihnya itu kini membaringkan tubuhnya di atas lantai penuh krim putih dengan satu tangan mengacak-ngacak tempat sampah, membuat Ten berpikir keras. Haruskah dia membuang Taeyong ke tempat sampah, atau haruskah dia membiarkan pria itu berkubang dengan apapun yang dia inginkan dari tempat sampah hingga pagi hari.
Lalu dengan pertimbangan yang berat, dia memutuskan untuk mengeyampingkan sisi kejamnya dan menarik kaki Taeyong dengan kedua tangannya menunju ruang tengah apartemen mereka. Ten sedikit meringis ketika karpet beludru kesayanggannya, kini telah dipenuhi oleh krim putih dan campuran sampah yang menempel di pakaian kekasihnya.
''How can I fall in love with this shit ?'' Bisik Ten, seraya menyiapkan mentalnya untuk menyentuh kancing kemeja Taeyong yang sudah sangat lengket dan mengeluarkan aroma seperti sampah. Dia benci kekasihnya, terlebih dia benci dengan dirinya sendiri yang begitu menyayangi si sampah Taeyong.
Perlahan, Ten mulai membuka kancing kemeja Taeyong. Membiarkan pria itu berguman tidak jelas, bahwa dia harus segera pulang. Lalu ketika Ten berhasil membuka semua kancingnya dan akan melepaskan kemeja itu dari tubuhnya, dengan sigap Taeyong menghentikan tangan Ten dan menatap lelaki itu dengan sangat serius.
“Kau harus berhenti, karena aku tidak menyukai apa yang akan kau lakukan.” Suaranya terdengar begitu bersungguh-sungguh, dan setengahnya lagi kekasihnya itu merasa terganggu dengan apa yang dilakukan Ten terhadap dirinya.
“Kenapa?” Ten bertanya dengan bingung, dia tidak melakukan hal yang salah. Dia hanya berusaha mengganti pakaian Taeyong yang sudah beraroma seperti sampah dan campuran susu basi.
“Karena aku telah memiliki kekasih, dan aku sangat mencintainya. Aku tidak ingin menyakitinya dengan kebodohanku sendiri, aku harap kau mengerti.” Taeyong melepaskan tangan Ten dari dadanya, lalu dengan satu gerakan dia kembali membaringkan tubuhnya di atas karpet dengan kedua tangan mendekap tubuhnya erat-erat, seakan melindungi dirinya dari Ten.
Untuk beberapa saat Ten hanya terdiam disana, menatap Taeyong yang sudah jatuh terlelap pulas dengan tidak percaya. Dia selalu memikirkan kekasihnya sebagai pria yang flirtatious, dan mencintai berbagai wanita atau pria diluar sana.
Tapi kata-kata sederhana yang datang dari bibir kekasihnya yang sangat mabuk berhasil membuat wajahnya bersemu merah untuk yang pertama kalinya.
Dengan perlahan Ten membaringkan tubuhnya di samping Taeyong, dia menatap wajah kekasihnya itu untuk beberapa saat sebelum kembali tersenyum malu seperti remaja yang tengah tenggelam dalam lautan cinta.
Ten mendekatkan wajahnya, dan mengecup bibir Taeyong dengan lembut membiarkan pria itu berguman dalam tidurnya. Ten memeluk Taeyong tanpa memperdulikan lengketnya krim pudding dan aroma susu basi yang menyerbak dari sana.
“Oh you definitely a shit, hyung.” guman Ten ketika jari-jarinya menjelajah rahang wajah Taeyong yang sempurna. Tapi kemudian dia kembali tersenyum, dan berbisik.
''But you’re my shit.” Bisiknya diiringi oleh kecupan lembut di bibir Taeyong, sebelum Ten jatuh tertidur di pelukan Taeyong. Mengetahui bahwa Taeyong tidak akan pernah meninggalkannya, bahkan dalam kondisi tidak sadar sekalipun.
Because Lee Taeyong is Ten Lee's favorite shit.