Paradise

777 118 4
                                    

"I remembered the very first time I ever felt for you."

Dia tidak pernah bisa menjawab apa definisi ''paradise'' untuknya.
''Paradise''beberapa orang mungkin mengartikannya sebagai sebuah surga-atau sesuatu yang sangat mereka cintai. Ribuan definisi memenuhi satu kata yang sederhana.

Jadi ketika semalam kekasihnya bertanya apa arti ''paradise''untuknya, dia tidak bisa menemukan jawabannya.

"Morning, I made you coffee." Suara familiar itu menggelitik indera pendengarannya. Sebuah sentuhan lembut menyentuh kedua matanya yang tertutup, seakan memaksanya untuk membukanya dan berhenti memikirkan arti kata itu.

"I know you're awake," kini bibir itu menyentuh bibirnya dengan perlahan, rasa espresso tertinggal disana. Dua hal yang begitu dia sukai di dunia ini, Ten Lee dan secangkir espresso.

Lee Taeyong akhirnya membuka matanya, hanya untuk menemukan pria dengan senyum secerah matahari itu berada diatas tubuhnya-dengan senyuman yang menggodanya.

Dalam hitungan detik dia telah merubah posisinya, pria itu kini berada di bawah tubuhnya. Dengan gerakan yang cukup lambat-dia membiarkan Ten mencium bibirnya dengan lembut.

"My first mistake was thinking that I have any self control when it comes to you." Dia mengecup sudut bibir Ten ketika pria itu melepaskan ciuman mereka selama beberapa saat.

"Just admit it, you think I'm the best thing you ever had. It's not that hard." Ucap Ten dengan senyuman penuh kemenangannya, lalu melepaskan pelukan Taeyong dari tubuhnya, dan membiarkan pria itu sedikit mengumpat karena dia masih menginginkan Ten di atas tempat tidur.

"This is my morning time. I need to concentrate on my coffee." Sekali lagi dia melepas pelukan Taeyong dari tubuhnya, menaruh satu cangkir kopi di tangan kekasihnya agar pria itu tidak bisa memeluk atau menciumnya.

Untuk beberapa saat mereka menikmati keheningan dalam hirupan espresso hangat di kedua tangan mereka.

"I watched the sunrise break through the night, and I remembered the very first time I ever felt for you."

Taeyong masih mengingat ketika pertama kali dia bertemu dengan samudra itu. Dia tidak pernah mempercayai cinta pada pandangan pertama, tapi ketika melihat Ten berdiri disana dengan tatapan tenangnya, dia tahu bahwa pria itu akan menjadi bagian terpenting dalam kehidupannya.

"And if you asked me what's my definition of paradise," dia menarik nafasnya, kemudian meminum kopinya hingga habis lalu menjawabnya dengan tenang.

"This morning, with you, having coffee."
Dan setelahnya dia bisa melihat samudra itu menatapnya dengan senyuman indahnya, sebelum mengecup bibirnya dengan lembut.

He's definition of Lee Taeyong's paradise.

Limerence - TaetenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang