My night has become a sunny dawn because of you.
Ten menyandarkan tubuh nya pada kepala ranjang malam itu, berusaha mencari kenyamanan ditengah rasa gundah yang menyelimuti hatinya.
Sementara mata nya terfokus pada ponsel pintar yang semenjak 10 menit lalu berada digenggaman nya, fikiran nya sedang berdebat antara apakah ia harus menghubungi sang kekasih atau tidak. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan nya :
Taeyong pasti tengah tertidur dan Ten pasti akan mengganggu waktu nya.
Tapi Ten rindu dan ingin mendengar suara lelaki tersebut walau hanya sebentar.
Lagi, Taeyong pasti sangat kelelahan karena jadwal padat nya seharian ini.
Tetapi setelah berdebat panjang dengan fikirannya Ten memutuskan untuk menghubungi Taeyong. Ia berfikir jika Taeyong tak menjawab panggilanya tak apa setidaknya Ten punya alasan logis untuk hal tersebut tetapi jika Taeyong menjawab panggilannya lalu marah, well, Ten akan dengan senang hati mendengar suara Taeyong yang sedang mengomel lalu akan meminta maaf setelah ia puas.
Dan di percobaan kelima kegigihan Ten membuah kan hasil karena akhirnya Taeyong menjawab panggilannya dan suara serak Taeyong lah yang pertama kali menyapa pendengarannya sekaligus menampar nya karena menyadari pastinya Taeyong tengah tertidur pulas dan harus terpaksa bangun karena ulahnya.
''Hyung...'' Ten berkata pelan, terlalu ragu untuk melanjutkan kalimat nya.
''Ada apa sunshine ? Kau membutuh kan sesuatu ?'' Sial. Bahkan saat terpisah dan di larut malam seperti ini Taeyong masih saja bisa membuat nya merona.
''Maaf kan aku menghubungi mu selarut ini,hyung.'' Ucap Ten penuh penyesalan, tanpa sadar jemari nya meremas selimut dengan kuat khawatir jika Taeyong akan memaki nya setelah ini.
''It's not a big deal sunshine, tenang saja. Ada apa hm ? Ada yang mengganggu fikiran mu ? Ingin bercerita kepada ku ?'' Taeyong berkata dengan lembut, disebrang sana Taeyong pula tengah menyamankan dirinya dan bersiap untuk mendengarkan keluh kesah sang pujaan hati.
Ten tertegun sesaat saat suara Taeyong terdengar, suara itu terasa membelai telinganya dengan halus.'' Aku pasti mengganggu waktu mu kan hyung ?''
''Tentu saja tidak.'' Taeyong menjawab dengan tegas dan cepat.
''Aku iya, kau masih punya jadwal besok hyung dan sebaik nya aku tutup saja tel- ''
''Berhenti, jangan di tutup Ten dan aku pasti akan baik baik saja. Lagi pula kau tidak tau betapa aku begitu merindukanmu jadi, ayo berbincang dengan ku.''
''.......''
''Ten ?''
''Ah iya hyung ?''
''Ada apa ? Ah atau kau menghubungi ku larut malam seperti ini karena kau merindukanku ya ?'' Taeyong bertanya dengan nada yang dibuat buat di sebrang sana.
''Tidak.''
''Iya.''
''Tidak.''
''Tidak atau iya ?''
''Tidak.''
''Tennnn, serius !''
''Aku serius hyung.''
''Ten, apa kau merindukan ku ?'' Taeyong bertany sekali lagi untuk memastikan tanpa tau Ten sedang menahan tawanya karena merasa lucu dengan aksinya sendiri.
''Tidak, hyung.''
''Apa kau mencintaiku ?''
''Tidak.''
''Apa kau akan bersedih jika aku pergi jauh ?''
''Hmm, kurasa tidak mungkin.''
''Apa kau merasa kesepian sekarang ?''
''Tidak.''
''Teennnnnnn, jawab dengan benar! Jangan bicara omong kosong seperti itu !''
''Aku tid-''
''Ten, jawab dengan benar !''
''Hahahaha, tentu saja hyung. Aku mencintaimu, aku merindukanmu, aku akan bersedih jika kau pergi jauh oleh karena itu jangan pergi dariku hyung, dan kau benar aku merasa kesepian. Bagaimana kau puas ?''
''Well, kau membuat ku takut dear. Bagaimana keadaanmu ?''
''Hmm baik, kurasa. Aku begitu merindukan mu hyung. Bagaimana dengan mu ?''
''Aku ? Aku tidak begitu baik karena dengan sadar aku ingin berlari padamu dan memeluk mu dengan begitu erat.''
Ten terdiam mendengar perkataan Taeyong. Hhhh lelaki itu selalu memanfaat kan celah sekecil apa pun untuk merayu nya.
''Tennie, kau tau jika akhir akhir ini aku sedang belajar bahasa jepang bukan ?''
''Emm ya, lalu bagaimana hasil nya hyung ?''
''Kurasa tidak begitu buruk ?''
''Benarkah ?''
''Benar, Yuta bahkan mengatakan hal yang sama.''
''Kalau begitu berikan aku satu kalimat,hyung. Aku benar benar ingin mendengar nya.'' Ten berkata dengan antusias.
''Kau yakin ?''
''Tentu saja, ucap kan apa saja hyung !''
''Baiklah, aku telah belajar keras untuk ini dan- aishiteru, Tennie.''
''..........'' Perkataan Taeyong memasuki gendang telinganya dengan begitu lembut hingga perlahan ia bisa merasakan wajahnya yang memanas.
''Hahahahaha, Ten kau baik baik saja ? Kau pasti tengah merona saat ini dan oh- astaga itu membuat ku ingin mencium mu sekarang. Ini sudah mulai dini hari sayang, sebaik nya kau tidur karena aku tidak ingin kau sakit. Semoga harimu menyenangkan muffin, besok aku akan menghubungi mu lagi. See you muffin, have a good rest and nice dreams and I love you alot.''
Panggilan itu telah diputus oleh Taeyong tetapi Ten masih bisa meraskan jika rona merah di pipinya belum juga hilang.
''I love you too hyung.''
Well- good job Lee Taeyong, tidak sia sia ia telah belajar bahasa Jepang.
