"Makan ini, Ten"
Ten mengerling, satu lirikan sinis ia berikan dengan sengaja begitu Taeyong datang, meletakan mangkuk tipis dengan santai tepat di hadapannya, di atas meja makan. Mangkuk itu tidak kosong. Sepotong kentang rebus dan buncis menemaninya. Tidak lupa juga sandwich buatan Doyoung yang mendingin sejak makan malam berakhir—lima jam yang lalu.
"Kentang." Kelakar Ten sewot, menusuk potongan terbesar dengan garpunya—cukup keras dan asal-asalan. Cukup untuk menunjukan rasa tidak tertarik di dalamnya. Terlebih begitu Taeyong mendapati sepasang iris karamelnya berpendar tidak suka.
"Iya, itu kentang," balas Taeyong tak acuh. Ditariknya kursi kosong di depan Ten. lalu mendudukinya. Keadaan di sekitar mereka sudah sepi, tentu saja. Para member lain sudah lama terbuai oleh alam mimpi di tengah malam seperti ini. Hanya mereka berdua yang masih terjaga—mungkin.
"Kau tahu, hyung," lanjut Ten,memutar garpunya beberapa kali, "kentang mengandung 261 kalori, 5,6 gram protein, dan 0.5 gram lemak."
"Benarkah?" Taeyong mendengus geli, pura-pura tertarik. "Yang aku tahu, jika kentang itu dikupas sebelum direbus, kandungan protein di dalamnya akan menghilang setengah gram, tapi kandungan protein dan lemaknya tetap sama."
Lagi, Ten kembali menusuk kentang rebusnya—kali ini ukuran yang lebih kecil—tanpa memakan kentang sebelumnya. "Dan lagi, vitamin C yang terkandung di dalamnya bermanfaat sebagai antioksidan yang berguna untuk melindungi sel akibat kerusakan radikal bebas," katanya, diplomatis. "Jadi—"
"Jadi," sela Taeyong cepat, mengambil dengan gesit garpu dari tangan si pemuda sedangkan satu telapak tangan bebasnya yang lain menangkup kedua pipi Ten "Berhenti berteori dan makan sekarang juga, Isaac Newton."
Ten meronta, namun kelima jemari besar yang sering kali melindunginya itu tak lelah untuk mempertahankan. Enggan untuk melepaskan. Memaksa untuk tercengkram. Taeyong menjejalkan potongan kentang rebus yang diambilnya ke dalam mulut Ten. Begitu sang objek yang menerimanya nyaris memuntahkannya kembali, ia menahannya cepat.
"Uhuk! Uhuk!"
Taeyong mendesah pelan. "Jangan berpikir aku akan tertipu, Ten," sahutnya keki, menyerahkan segelas air putih ke arah Ten. Setelah yakin kentangnya dikunyah dan ditelan hingga habis. "Aku tahu kau mencoba untuk menghindar."
"Aku benci kentang,"
"Aku tahu itu."
"Terlebih dengan kentang rebus."
Taeyong mengangguk samar. "Aku juga tahu itu." ia menyentil pelan kening yang lebih muda, terkekeh puas, lalu mengacak rambutnya pelan. "Tapi kentang bagus untuk kesehatanmu, Ten. Lagipula, orang sakit memang butuh makanan yang istimewa bukan?"
Ten mati kutu.
Terkutuklah dengan demamnya saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/181681796-288-k773267.jpg)