“And can you guess, which perfume is my favorite?”
Taeyong memutar matanya sekali lagi, hendak pergi—sebelum Ten kembali memeluk lengannya untuk benar-benar memperhatikannya.
“It’s your scent—i called it as Taeyong’s and it will be always my favorite perfume,” ujar Ten kali ini dengan senyumnya seperti biasa. Ia lantas terkikik geli saat air muka Taeyong berubah. Ia tersenyum lebar—namun sedetik kemudian wajahnya berubah keras kembali sebelum ia menyentil dahi lelaki mungil di hadapannya tersebut. Cukup untuk membuat Ten menjerit kesakitan.
“Where did you learn that? Do you know that you’re such a good sweet talker?”
Ten mengerucutkan bibirnya saat Taeyong tersenyum puas—namun setidaknya itu tak bertahan lama, saat Taeyong mendekatkan bibirnya tepat di telinga Ten. membuat si empunya menahan nafasnya saat itu juga.“Do you know a little secret of me?”
Taeyong menyeringai penuh arti.“My favorite things ever—is your lips. And i call it as mine.”
Ten tersenyum malu saat Taeyong mengangkat dagunya dan mendekatkan bibirnya pada bibir mungilnya—mengecupnya lembut.
