"Masih ada kesempatan untuk menolak, Jeje-ya. Biar agensi mencari orang lain untuk menggantikan dirimu..." suara Manajer Yoon, manajer utama NCT 127 menyambut Jeje saat dia memasuki ruang kerja para manajer.
Hari ini Jeje mendelegasikan tugas mengawasi Dream kepada asisten manajer. Jangan tanya bagaimana anak-anak Dream merespon berita bahwa pagi ini Jeje tidak bisa menemani mereka. Untung Renjun yang masih berpikir dengan kepala dingin, meskipun kesabarannya setipis tissue toilet, menjelaskan bahwa cepat atau lambat, Dream harus membiasakan diri tanpa Jeje. Anggap saja hari ini adalah latihannya.
"Apa Yura melaporkan sesuatu pada Sunbae sampai Sunbae bicara seperti itu ?" tanya Jeje. Yura, asisten manajer Dream yang hari ini diberikan kewenangan penuh untuk mengurusi jadwal lima pemuda tanggung itu.
Manajer Yoon menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Bukan Yura, tapi Kim Ahjumma yang melayangkan protes kepadaku. Dia dengar dari Lee Ahjumma soal kepindahanmu ke Ilichil."
Kim Ahjumma, wanita paruh baya yang bertugas membersihkan asrama Dream merangkap juru masak. Sedangkan Lee Ahjumma sama seperti Kim Ahjumma, hanya saja wilayah kekuasaannya adalah asrama Ilichil.
Ganti Jeje yang tertawa mendengar penjelasan Sunbaenya itu. Ya, tanpa Jeje, Kim Ahjumma harus sendirian melewati hari-hari penuh tingkah absurd anak-anak Dream. Semenjak kehadiran Jeje, Kim Ahjumma tidak lagi menjadi korban kejahilan anak-anak Dream itu.
Manajer Yoon mengeluarkan tiga map hitam dari laci meja kerjanya lalu mendorong map itu lebih dekat ke arah Jeje.
"Itu yang aku janjikan semalam. Map yang pertama berisi data-data penting anggota Ilichil. Map yang kedua berisi data-data penting anggota Seventeen. Manajer mereka sendiri yang datang membawakannya padaku. Dan map yang terakhir, aku pilihkan beberapa kandidat untuk menggantikan posisimu sebagai manajer Dream selama setahun ini. Kau pilih yang kau anggap paling tepat untuk menjaga anak-anak itu..."
Jeje mengangguk mengerti. Dia mengambil map ketiga. Dia pikir itu adalah hal yang paling urgent yang harus dia lakukan sekarang. Untuk data-data penting Ilichil dan Seventen bisa dia pelajari saat dia pulang ke asrama Dream nanti.
Jeje membalik lembar demi lembar biodata calon-calon pengganti dirinya sebagai manajer Dream. Membaca dengan cermat berbagai hal yang tercantum di sana. Sebagian besar adalah asisten manajer group-group lain yang ada di bawah agensi mereka. Tidak ada pelamar baru. Jadi, Jeje sudah pernah bertemu dengan mereka semua meskipun tidak bergaul akrab.
Atensi Jeje berhenti di satu lembar yang berisi biodata asisten manajer dari grup Super Junior. Kim Nara nama lengkapnya. Usianya empat tahun lebih muda dari Jeje. Sudah tiga tahun menjadi asisten manajer Super Junior.
Jika dia bisa bertahan menghadapi grup yang kelakuannya sudah melegenda di agensi, maka bisa dipastikan, dia mampu menghadapi tingkah anak-anak Dream yang tidak ada setengahnya dari tingkah senior-seniornya itu.
"Aku pilih dia. Kim Nara. Dari tim Super Junior." Jeje mendorong map yang terbuka dan menampilkan profil Kim Nara ke hadapan manajer Yoon.
"Apa kamu yakin Jeje-ya ?"
Jeje mengangguk cepat. "Dia dari tim Super Junior kan ? Aku yakin dia mampu menaklukkan Dream."
Manajer Yoon menarik napas panjang. Meraih map yang dikembalikan oleh Jeje kemudian menutupnya.
"Baiklah... Nanti aku yang bicara dengan Tak Hyung untuk memindahkan Nara dari Super Junior ke Dream."
"Oh ya, satu hal lagi yang penting. Para CEO sudah sepakat. Proyek All Good akan dimulai tiga hari lagi. Jadi ada baiknya kamu pun mulai bersiap-siap. Satu hari cukup kan untuk membereskan barang-barangmu di asramanya Dream ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)
FanfictionAll Good, proyek yang dibesut oleh dua agensi besar Korea Selatan untuk meredakan perseteruan antara dua idol group yang berada di bawah asuhan mereka. 22 pria akan tinggal di bawah satu atap yang sama dalam waktu satu tahun. Apakah proyek ini mampu...