All Good - Fifty Nine

1.6K 244 10
                                    

Jeonghan duduk terpekur sendirian di dalam studio musik Woozi. Kata-kata yang dilontarkan oleh Woozi padanya tadi kembali membayang di kepala.


Dia harus mengaku ?


Mwo ?


Mengaku kalau dia menyukai Jeje ?


Cih


Bukannya itu sama saja seperti menjilat ludah Jeonghan sendiri ? Dia sudah mengikrarkan dirinya sebagai pembenci Jeje garis keras. Harga dirinya akan jatuh melebur ke tanah kalau sampai adik-adiknya tahu kalau dia sesungguhnya mulai memimpikan gadis itu dalam beberapa waktu belakangan ini.


Jeonghan tidak bohong ketika dia bilang dia tidak menyukai si Nona Manajer dari agensi sebelah itu. Ada banyak alasan yang membuat dia menarik garis pembatas antara dirinya dengan manajer sementaranya itu.


Pertama,


Gadis itu berasal dari agensi sebelah yang merupakan salah satu dari agensi besar di Korea Selatan. Biasanya, menurut Jeonghan, orang-orang yang langsung bekerja di agensi-agensi besar itu tidak akan mengerti dengan perjuangan para artis dan manajer yang datang dari agensi-agensi kecil yang mungkin jumlah asetnya tidak ada sepersepuluh dari aset agensi tersebut. Jeonghan masih ingat ketika agensinya masih berdiri sendiri dan belum diakuisisi oleh Hybe, banyak orang yang mencibir dan memandang grup mereka dengan sebelah mata. Itulah yang memacu mereka semua, tiga belas orang, untuk bekerja lebih keras supaya mereka bisa berada sejajar dengan grup-grup idola yang didebutkan oleh agensi-agensi besar lainnya.


Walaupun pada kenyataannya, ternyata Jeje sama sekali tidak seperti apa yang ada di dalam pemikiran Jeonghan itu, tetapi Jeonghan terlanjur melabeli semua orang yang berasal dari agensi besar sebagai orang-orang yang sombong dan arogan. Bagi Jeonghan, senyum dan kesabaran yang Jeje perlihatkan setiap hari hanyalah topeng kapitalis yang dia pakai demi menyukseskan proyek All Good ini. Tidak ada orang yang setulus itu.


Tidak ada


Kedua,


Karena Jeje berasal dari agensi sebelah, maka Jeonghan yakin kalau dia tidak bisa bersikap secara objektif. Jeonghan sepenuhnya yakin, bahwa si Nona Manajer pastilah akan berat sebelah. Dia akan lebih condong membela dan memperhatikan Ilichil daripada Seventeen. Jeonghan sudah bertekad, jika perusahaannya mengabaikan mereka selama proyek All Good berlangsung, maka Jeonghan akan memberontak. Bagi Jeonghan, kenyamanan anggotanya jauh lebih penting daripada kepentingan perusahaan.


Ketiga,


Jeonghan adalah orang yang cemburuan. Apalagi kalau orang-orang yang tadinya sangat dekat dengannya, tiba-tiba dekat dengan orang lain.


Iya


Ini soal Dino yang sejak proyek All Good berjalan, hampir selalu menempel pada si Nona Manajer. Padahal Dino adalah bayi Jeonghan. Seperti yang dikatakan oleh Joshua, bisa dibilang, Jeonghanlah yang membesarkan Dino. Masuk sebagai trainee dalam usia yang masih sangat belia saat itu, Jeonghan adalah pengganti orang tua Dino yang mengawasi remaja tanggung itu melewati masa-masa pelatihan yang melelahkan.


Dan yang terakhir


Yang mungkin saat ini menjadi alasan paling utama kenapa Jeonghan tidak menyukai Jeje, adalah karena di mata Jeonghan, Jeje adalah sosok yang berbahaya bagi teman-teman satu grupnya. Menghabiskan hampir sepuluh tahun bersama, Jeonghan adalah yang paling peka diantara yang lain. Dialah yang paling tahu apa yang disukai dan tidak disukai oleh teman-teman satu grupnya itu. Termasuk tipikal perempuan yang bisa memikat hati mereka.


ALL GOOD (SEVENTEEN X NCT 127)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang